Saya Jawab:
Islam memang mengajarkan bahwa Allah tidak berwujud, tidak berlokasi, tidak menyerupai makhluk, dan tidak diwakili oleh benda apa pun. Namun, menghadap ke Ka’bah dalam shalat bukan berarti menyembah Ka’bah, melainkan mengikuti perintah Allah sebagai simbol kesatuan arah ibadah umat Islam.
1. Allah Tidak Berwujud — dan Ini Tegas Dinyatakan dalam Al-Qur’an
QS. Ash-Shura: 11
“Laisa kamitslihi syai’un.”
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.”
QS. Al-Ikhlas: 4
“Wa lam yakun lahu kufuwan ahad.”
“Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
Jadi, menghadap ke Ka’bah bukan karena Allah ada di sana, tetapi karena Allah memerintahkan arah itu sebagai bentuk kepatuhan.
2. Perintah Menghadap Ka’bah Langsung dari Allah
QS. Al-Baqarah: 144
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit. Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah).”
Allah memerintahkan umat Islam untuk menghadap Ka’bah sebagai kiblat, bukan karena Allah berada di dalam bangunan itu, tetapi karena ini adalah simbol penyatuan arah ibadah umat Islam di seluruh dunia.
3. Rasulullah ﷺ Menjelaskan Ka’bah Bukan Objek Ibadah
Dalam hadits shahih:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan (ibadah), dan jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
(HR. Abu Dawud, No. 2042)
Bahkan makam Nabi pun tidak boleh disembah, apalagi Ka’bah. Ini menunjukkan Islam menjaga kemurnian ibadah hanya kepada Allah, bukan kepada benda fisik apa pun.
4. Umat Sebelumnya Juga Menghadap Arah Tertentu
Dalam Perjanjian Lama:
1 Raja-Raja 8:44-48
“Jika umat-Mu berperang dan berdoa kepada-Mu dengan menghadap ke arah kota yang telah Engkau pilih dan rumah yang telah Kudidirikan…”
Artinya, menghadap arah tertentu dalam berdoa bukan hanya praktik Islam, tetapi juga dilakukan oleh para nabi sebelumnya seperti Sulaiman dan Daud.
5. Ka’bah adalah Simbol Tauhid, Bukan Berhala
QS. Ali Imran: 96
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
Ka’bah adalah pusat ibadah tauhid sejak zaman Nabi Ibrahim, bukan tempat penyembahan terhadap benda mati.
Jadi?
Islam tidak menyembah Ka’bah, tetapi hanya menjadikannya arah kiblat karena perintah dari Allah. Ini adalah bentuk ketaatan dan penyatuan dalam ibadah, bukan karena Allah berada di sana.
Allah tidak menyerupai apa pun dan tidak butuh bangunan — ini adalah inti ajaran tauhid yang sangat ketat dalam Islam.
Arah kiblat juga dilakukan oleh umat terdahulu, termasuk Nabi Sulaiman, Daud, dan bahkan dalam ajaran Yahudi awal.