Atheis : Angin yang “Menghamilkan” Awan — Antara Wahyu dan Ilmu

3duniaindigo.com

Angin yang “Menghamilkan” Awan — Antara Wahyu dan Ilmu

1. Penjelasan dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan peran angin dalam pembentukan awan dan hujan. Salah satu ayat yang menakjubkan menyebutkan bahwa angin dapat “menghamilkan” awan:

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk menghamilkan (awan), lalu Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri kamu minum dengan air itu; dan sekali-kali bukan kamu yang menyimpannya.”

(QS. Al-Hijr: 22)

Kata “menghamilkan” dalam ayat ini adalah bentuk majazi (metafora) yang sangat dalam. Ini menunjukkan bagaimana angin berperan aktif dalam membawa partikel air (uap) hingga awan “penuh” dan siap menurunkan hujan.

2. Penjelasan Hadits (Riwayat Nabi tentang Angin dan Hujan)

Dalam hadits sahih, Rasulullah ﷺ ketika melihat mendung atau angin berdoa:

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikannya, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau utus dengannya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya, kejelekan yang ada di dalamnya dan kejelekan yang Engkau utus dengannya.”

(HR. Muslim, no. 899)

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ menyadari bahwa angin adalah bagian dari sistem langit yang bisa membawa rahmat (hujan) atau azab (badai).

3. Penjelasan Ilmiah: Angin Sebagai Penggerak dan Penyubur Awan

Secara ilmiah, peran angin dalam pembentukan hujan sangat signifikan:

Angin membawa uap air dari lautan dan daratan menuju tempat yang lebih dingin. Saat uap air terangkat dan bertemu udara dingin, maka terjadi kondensasi. Angin juga membawa partikel debu atau garam yang berfungsi sebagai inti kondensasi (condensation nuclei) agar uap air dapat menempel dan membentuk tetesan air (awan).

Journal Reference:

Rosenfeld, D., et al. (2008). Aerosol invigoration and restructuring of Atlantic convective clouds. Science, 321(5894), 640–644. Wallace, J. M., & Hobbs, P. V. (2006). Atmospheric Science: An Introductory Survey. Academic Press.

Kedua jurnal ini menjelaskan bagaimana angin memainkan peran dalam membawa partikel-partikel kecil ke atmosfer yang memungkinkan awan “terbentuk” atau “diisi” hingga cukup berat untuk menjatuhkan hujan.

4. Kesesuaian antara Wahyu dan Sains

Al-Qur’an menyebut angin sebagai pihak yang “menghamilkan” awan — dan ini ternyata sesuai dengan terminologi ilmiah modern, di mana awan tidak akan terbentuk tanpa adanya transportasi uap air oleh angin serta partikel kondensasi.

Ini menunjukkan betapa luar biasanya pengetahuan langit yang dibawa oleh wahyu lebih dari 1400 tahun lalu — jauh sebelum manusia memahami meteorologi modern.

5. Penutup dan Renungan

Allah bukan hanya menciptakan alam semesta, tapi juga memberi petunjuk kepada manusia untuk merenungi tanda-tanda-Nya:

“Dan Dia menurunkan untuk kamu air dari langit, lalu dengan air itu Kami tumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya…”

(QS. Thaha: 53)

Maka, setiap tiupan angin bukan sekadar udara yang bergerak. Ia adalah bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, sebuah sistem langit yang sempurna dalam pengaturan-Nya.

Scroll to Top