Temuan riset ilmiah: keyakinan pada neraka (hell) berkorelasi dengan tingkat kejahatan yang lebih rendah

3duniaindigo.com

Temuan riset ilmiah: keyakinan pada neraka (hell) berkorelasi dengan tingkat kejahatan yang lebih rendah.

Penjelasan Ilmiah

1. Meta-Analisis Umum Menunjukkan Religiusitas sebagai Deterrence terhadap Kriminalitas

Sebuah meta-analisis tahun 2001 menemukan bahwa “religious beliefs and behaviors exert a moderate deterrent effect on individuals’ criminal behavior”  . Negara-negara dengan tingkat religiusitas tinggi—seperti kehadiran ibadah dan keterlibatan komunitas—cenderung memiliki tingkat kejahatan properti dan perkelahian yang lebih rendah.

2. Riset Khusus di AS Mengonfirmasi Hubungan Positif Religiusitas & Penurunan Kejahatan

Berdasarkan data jutaan responden (NSDUH, 2008–2014), orang beragama memiliki risiko agresi dan pelanggaran hukum yang lebih rendah, terutama jika agama dianggap penting dalam kehidupan dan sering hadir dalam aktivitas keagamaan.

3. Relasi Rumah & Religiusitas Mengurangi Potensi Kejahatan pada Remaja

Studi di Italia: religiositas dalam keluarga (interiorisasi keyakinan) dikaitkan dengan iklim keluarga yang sehat, yang kemudian menurunkan kemarahan yang tidak terkendali dan kecenderungan menyimpang pada remaja bermasalah hukum.

4. Namun Data Lain Menunjukkan Kompleksitas Hubungan ini

Tinjauan literatur menyebut hubungan antara religiusitas dan kejahatan tidak selalu konsisten. Faktor-faktor seperti budaya, struktur sosial, jenis kejahatan, dan cara mengukur religiusitas memengaruhi hasil  . Studi lain juga menunjukkan bahwa pencegahan kejahatan bisa terjadi tidak hanya melalui agama, tetapi juga lewat mekanisme sosial lain seperti kontrol sosial, ikatan komunitas, dan pendidikan moral  .

Jadi,

Informasi ini menunjukkan hubungan statistik menarik antara keyakinan pada neraka dan penurunan kejahatan. Namun data ilmiah menunjukkan bahwa hubungan antara religiusitas dan kriminalitas bersifat moderat dan bervariasi. Religiusitas—in terms of beliefs, practices, and community—dapat berperan sebagai penghalang moral terhadap tindak kejahatan, meskipun bukan satu-satunya faktor penentu.

Scroll to Top