Fakta sejarah dan arkeologi yang menguatkan keaslian Islam
1. Islam lahir di tengah “era sejarah”, bukan zaman mitos
Nabi Muhammad ﷺ hidup pada abad ke-7 Masehi (570–632 M), yaitu masa yang sudah berada dalam era pencatatan sejarah, diplomasi antarbangsa, surat-menyurat resmi, mata uang bertulis, dan pembangunan monumental.
Itu artinya, jejak Islam seketika meninggalkan artefak yang bisa diselidiki hari ini — berbeda dari masa Nabi-nabi sebelumnya (Ibrahim, Musa, Daud, dll) yang hidup ribuan tahun sebelumnya di era tanpa dokumentasi massal.
2. Manuskrip Qur’an abad pertama hijriah masih dapat kita lihat saat ini
Begitu Rasulullah ﷺ wafat pada tahun 632 M, para sahabat langsung mengumpulkan wahyu menjadi mushaf, dan dibukukan dalam masa Khalifah Abu Bakar lalu disempurnakan (distandardisasi) pada era Khalifah Utsman (644–656 M).
Hari ini, salinan mushaf dari abad ke-7 M masih tersimpan, di antaranya:
-Manuskrip Birmingham yang sudah diuji karbon (radiocarbon) dan dipastikan berasal antara tahun 568–645 M — praktis sezaman dengan Nabi.
-Mushaf Sana’a (Yaman), Mushaf Topkapi (Turki), Mushaf Al-Mashhad (Tashkent), dsb — semuanya memperlihatkan tulisan khat Hijazi kuno dan hanya terdapat perbedaan minor (tanpa mengubah bunyi bacaan Qur’an).
Fakta ini menjadikan Qur’an tidak hanya “kitab dibaca oleh iman”, tapi saksi sejarah konkrit dari abad ke-7, yang bisa diverifikasi oleh siapa pun bahkan oleh peneliti non-Muslim.
3. Bukti epigraf-dan-prasasti sejak awal menyebut Muhammad Rasulullah
Islam langsung meninggalkan jejak pada koin (dirham/dinar) dan bangunan monumental pemerintah sejak dekade-dekade pertama setelah Nabi.
Misalnya:
-Pada tahun 691 M, dibangun Qubbah As-Sakhrah (Dome of the Rock) di Yerusalem. Di bagian dalamnya terdapat pahatan kaligrafi berbunyi: “La ilaha illallah, wahdahu la syarika lah, Muhammad Rasulullah…” dan potongan QS Maryam (ayat 33–35).
Ini bukti fisik bahwa ajaran Qur’an dan syahadat sudah eksis secara resmi hanya 60 tahun setelah Nabi wafat.
-Surat-surat Nabi kepada raja-raja dunia (Heraclius Byzantium, Khosrau Persia, Muqawqis Mesir, Najasyi Habasyah) masih tersimpan replika maupun fotonya, lengkap dengan stempel Nabi bertuliskan “Muhammad Rasul Allah”. Surat-surat itu pernah diteliti oleh kurator Museum Topkapi dan peneliti barat seperti David Samuel Margoliouth.
Tidak mungkin semua dokumen diplomatik itu rekayasa belakangan, karena mereka diakui oleh sumber Kristen, Yahudi dan pagan pada masanya.
4. Catatan sejarawan non-Muslim abad ke-7 ikut mencatat keberadaan Muhammad dan Islam
Ini sangat penting dalam verifikasi sejarah: bukan hanya Muslim yang menulis tentang Muhammad, tetapi orang-orang non-Muslim di wilayah Bizantium, Syria, Palestina, Mesir pun mencatatnya.
Beberapa referensi tertua:
-Doctrina Jacobi (dokumen gerejawi Yunani, 634 M) menyebut adanya “Nabi di antara bangsa Arab yang membawa hukum dari Allah”.
-Kronik Thomas Presbyter (~640 M) mencatat pertempuran antara Romawi melawan pasukan Arab di bawah seorang bernama Muḥammad.
-John Bar Penkaye (sejarawan Kristen Asyur, 680 M) menulis bahwa bangsa Ismail (Arab) telah menguasai wilayah dari Persia sampai Mesir “dengan agama baru yang membawa hukum”.
Catatan-catatan ini memperlihatkan bahwa Islam bukan muncul ratusan tahun kemudian (fabricated) — melainkan diakui sebagai kekuatan nyata sejak hidupnya Nabi sampai anak cucu generasi pertama.
5. Kota Madinah, Makkah, Kufah, Damaskus, Basrah, Bagdad, Fustat — semuanya tumbuh sebagai kota Islam awal yang meninggalkan lapisan arkeologis
-Kota Madinah (Yatsrib) berubah menjadi Madinatul-Nabi pada tahun 622 M — situs Masjid Nabawi asli masih berada di tempatnya.
-Kufah (Irak) dan Fustat (Mesir) didirikan secara langsung oleh sahabat Rasul untuk pusat pemerintahan, bukan diambil dari peradaban sebelumnya. Lapisan arkeologinya memperlihatkan urban planning ala Islam (masjid=pusat, pasar tanpa pajak riba, dll).
-Begitu juga makam Baqi’, masjid Quba, masjid Qiblatain — semuanya peninggalan nyata.
Ini menjadikan Islam sebagai salah satu agama dengan jejak peradaban empiris paling nyata, bukan hanya cerita kitab.
Jadi?
Kebenaran Islam tidak semata ditopang oleh keimanan, tetapi juga:
-Ada bukti filologis berupa manuskrip Qur’an tertua abad ke-7
-Ada bukti epigraf & prasasti syahadat dan ayat-ayat Qur’an pada koin, batu dan bangunan sejak masa sahabat
-Ada dokumen diplomatik Nabi yang bisa ditelusuri sejarahnya
-Ada catatan netral (non-Muslim) abad ke-7 yang mengakui keberadaan Muhammad & Islam
-Ada jejak peradaban (kota-kota awal Islam) dan arsitektur yang bisa dikaji secara arkeologis
Karena itu, pertanyaan “apa buktinya Islam itu nyata?” justru terbalik: Islam adalah SATU-SATUNYA agama samawi yang perjalanan awalnya bisa diverifikasi secara jelas lewat artefak fisik & catatan sejarah abadinya.
=================================
Berikut penjelasan lebih detail sejumlah artefak / bukti arkeologi :
1. Dome of the Rock (Qubbah Ash-Sakhrah), Yerusalem – Tahun 691 M
Dibangun oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan, hanya ±59 tahun setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Bangunan ini bukan masjid, melainkan monumen tauhid, untuk menegaskan ajaran Islam di Tanah Suci para Nabi.
Pada bagian dalamnya terdapat pahatan kaligrafi panjang dari Al-Qur’an antara lain QS Al-Baqarah 256, QS Yunus 37, QS Al-Isra’ 111, dll seperti QS Maryam 19:33–35 → menegaskan Isa bukan anak Tuhan, tetapi Nabi. QS Al-Ikhlash → penegasan tauhid. Syahadat: “La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.”
Kaligrafinya sudah diteliti oleh banyak sejarawan barat (Oleg Grabar, K.A.C. Creswell), dan dipastikan asli dari abad ke-7 M, ditulis dengan gaya kufi awal.
Ini menunjukkan bahwa pada akhir abad ke-7, Islam sudah memiliki: Doktrin tauhid yang jelas Syahadat yang baku Ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah dikenal luas untuk dipahat permanen di batu
2. Manuskrip Qur’an Sana’a, Birmingham, Topkapi – abad ke-7 M – Ditemukan 1972
Ketika renovasi Masjid Agung Sana’a, ditemukan ratusan lembaran Qur’an tertimbun di loteng masjid. Tulisan menggunakan khat Hijazi kuno dan sebagian besar tanpa harakat, sesuai gaya penulisan abad ke-7. Setelah diuji karbon (radiocarbon dating), hasilnya: pertengahan abad ke-7 M (antara 650–671 M) — yaitu zaman sahabat Nabi.
Manuskrip ini diuji oleh peneliti Barat seperti Gerd Puin dan tim Jerman. Hasilnya:
Tidak ada perubahan substansi ayat Beberapa lembar menunjukkan “lapisan bawah” penghapusan (palimpsest) → justru menjadi bukti proses editorial mushaf Utsmani benar-benar terjadi secara historis, bukan legenda.
Artinya: teks Qur’an yang kita baca hari ini secara arkeologis memang berasal dari generasi pertama Islam.
Manuskrip Birmingham (University of Birmingham, UK)
Berisi potongan QS Maryam & QS Thaha. Diuji di laboratorium Oxford; hasil karbon: 568–645 M (95% akurasi). Dengan kata lain, kulitnya berasal dari masa Nabi masih hidup atau tak lama sesudah itu.
Mushaf Topkapi, Istanbul
Tradisi menyebut ini satu dari mushaf yang diperintahkan Khalifah Utsman. Ditulis dengan khat Kufi awal, tanpa titik dan harakat – khas abad ke-7. Isinya masih persis sama dengan Qur’an cetakan modern yang dibaca umat Islam.
Tidak ada kitab suci dunia lain yang manuskrip abad pertamanya masih ada secara utuh, kecuali Al-Qur’an.
3. Batu-batu nisan sahabat & prasasti awal Islam
-Di pemakaman Baqi’ (Madinah) ditemukan batu nisan bertulis Bismillah… wafatnya Abdullah bin Umar (putra Umar bin Khattab) dengan gaya hijazi awal → bertanggal tahun 63 H (~682 M).
-Prasasti Khatt Arabe di Qusayr Amra (Yordania) memuat nama Allah, Muhammad, dan ayat Qur’an, berasal dari abad ke-8 awal.
-Menunjukkan bahwa nama Allah, Muhammad sebagai Rasul, dan ayat Qur’an sudah digunakan secara praktis oleh masyarakat awal muslim sebagai identitas.
4. Surat-Surat Rasulullah ﷺ kepada Raja-raja Dunia
Ada beberapa surat resmi Nabi yang dikirim ke Heraclius (Kaisar Bizantium), Kisra (Persia), Muqawqis Mesir, Harits Ghassan (Syam), Najasyi (Habasyah/Ethiopia).
-Surat tersebut dibubuhi cincin Nabi bertuliskan “Muḥammad Rasūl Allāh” (cincin aslinya ditemukan oleh khalifah Utsman).
-Sebagian surat asli rusak, tapi salinan abad pertamanya tersimpan di Museum Topkapi, Istanbul.
-Surat kepada Muqawqis secara khusus ditanggapi dan dibelikan hadiah Mariyah Qibtiyyah (yang kemudian menjadi istri Nabi) – kejadian ini disebut juga dalam catatan sejarah Kristen Koptik Mesir.
Jadi? : Nabi Muhammad adalah figur bersejarah yang melakukan diplomasi nyata antarnegara, dibuktikan artefak suratnya.
5. Catatan Sejarah Non-Muslim abad ke-7 – Menguatkan realitas Islam
-Tahun 634 M, dokumen Yunani Doctrina Jacobi menyebut: “Seorang Nabi muncul di antara bangsa Arab dengan membawa ajaran monoteisme dan kemenangan militer…”
-Tahun 640 M, Thomas Presbyter Chronicle menyebut “perang antara Romawi dan pasukan Arab dipimpin Muhammad”.
-Tahun 680 M, sejarawan John Bar Penkaye menulis tentang “agama baru dari Bani Ismael yang menaklukkan bangsa-bangsa dengan hukum dari Tuhan”.
Catatan : Ini independent verification. Bahkan musuh-musuh awal Islam mencatat kemunculan Muhammad & Qur’an sebagai fakta.
Kesimpulan Akhir :
Islam bukan agama yang lahir dari ruang hampa atau dongeng, melainkan:
-Terekam artefak abad ke-7 berupa manuskrip Qur’an, syahadat di batu, koin, prasasti.
-Diperkuat realitas diplomasi, perang, kota-kota (Madinah, Kufah, Fustat) yang masing-masing menimbulkan lapisan arkeologi hingga kini.
-Bahkan diverifikasi oleh dokumentasi non-Muslim sezaman, sehingga menolak klaim bahwa Islam dan Nabi Muhammad adalah ciptaan abad belakangan.