Atheis : Apakah Hadits Pembelahan Dada Rasional? Tinjauan Qur’ani, Hadits, dan Sains!

3duniaindigo.com

“Apakah Hadits Pembelahan Dada Rasional? Tinjauan Qur’ani, Hadits, dan Sains”

1) Inti Riwayat yang Dikritik

Riwayat Anas bin Malik ra. (Muslim no. 162) menuturkan saat kecil Nabi ﷺ dibaringkan Jibril, dada beliau dibelah, hati dikeluarkan, bagian “ḥaẓẓusy-syaiṭān” (bagian bujukan setan) dibuang, lalu hati dicuci dengan air Zamzam dalam bejana emas, dijahit dan dikembalikan. Anas berkata: “Aku melihat bekas jahitannya pada dada beliau.” (lafaz maknawi ada di Muslim).

Riwayat pembelahan dada juga datang pada peristiwa Isra’-Mi‘raj dalam Shahih al-Bukhari (di antaranya: Kitab Shalat, Bab Kisah Mi‘raj) dan Shahih Muslim (Bab al-Isra’), menunjukkan pengulangan peristiwa sebagai tahhir (pensucian) dan ta’yid (penguatan) sebelum misi besar.

2) Status Keotentikan (Mengapa Layak Dipercaya?)

-Sumber primer sahih: Diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari melalui beberapa jalur (Anas, Malik bin Sha‘shā‘ah, Abu Dzarr, dll.). Para ulama (al-Qāḍī ‘Iyāḍ, Ibn Ḥajar, an-Nawawī) menilai tawātur ma‘nawī—maknanya tersebar melalui banyak sanad kuat sehingga sulit dianggap rekayasa massal.

-Konsistensi lintas-riwayat : dibukanya dada, dicuci/diisi hikmah—konsisten. Dalam ilmu hadis, konsistensi makna dengan variasi redaksi adalah tanda riwayat luas, bukan fabrikasi.

3) Landasan Qur’ani (Kemungkinan Mukjizat & Misi Kenabian)

Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah Mahakuasa dan memberi mukjizat kepada para rasul bila dikehendaki:

-“Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS 2:20, 2:106, 3:29 dan banyak ayat serupa).

-“Dan Kami kuatkan hatimu…” (QS 11:120) — penguatan batin rasul-rasul.

-“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu…” (QS 94:1–4) — para mufassir menautkan makna pelapangan (syarḥuṣ-ṣadr) dengan kesiapan menerima wahyu; sebagian mengaitkannya dengan peristiwa fisik pembelahan.

-Jibril sebagai pengantar wahyu dan peneguh hati: “Siapa yang menjadi musuh Jibril… sesungguhnya dialah yang menurunkannya (al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah.” (QS 2:97).

-Contoh mukjizat fisik lainnya: Isa menghidupkan orang mati dan menyembuhkan (QS 3:49), terbelahnya laut untuk Musa (QS 26:63), terbelahnya bulan (QS 54:1). Bila yang demikian mungkin, pembedahan tanpa alat modern oleh malaikat tentu tidak mustahil bagi Allah.

Kesimpulan Qur’ani: Teks suci menyiapkan kerangka bahwa Allah menyiapkan para rasul secara batin dan—jika dikehendaki—secara fisik melalui cara-cara luar biasa.

4) Hadits-Hadits Terkait

-Muslim no. 162 (Anas): versi masa kanak-kanak; disebut “aku melihat bekas jahitan di dada beliau.”

-Bukhari (Kisah Mi‘raj; juga Muslim, Bab al-Isra’): Jibril membuka dada Nabi ﷺ, mencucinya dengan Zamzam (atau diisi hikmah/iman) dalam bejana emas, lalu menutup kembali sebelum Mi‘raj.

-Musnad Ahmad & Sunan: Riwayat pendukung dengan redaksi dekat—menguatkan statusnya.

5) Menjawab Keberatan Umum

Keberatan A: “Secara medis tak mungkin dada dibelah lalu hidup normal.”

Saya jawab:

-Mukjizat secara definisi melampaui kausalitas biasa. Klaim “tak mungkin” hanya benar dalam sistem tertutup alam. Islam menyatakan Allah bisa men-suspend hukum biasa untuk maksud kenabian.

-Analogi sains modern: Kini bedah jantung terbuka, transplantasi, dan resusitasi lahir mati yang dulu dianggap “magis” sudah terjadi. Ini tidak membuktikan detail hadits secara medis, tapi menunjukkan bahwa “ketidakmungkinan” sering hanya batas pengetahuan saat ini.

-Teks hadis menyebut eksekutor malaikat, bukan manusia—intervensi supranatural.

Keberatan B: “Mengapa tidak banyak saksi?”

Saya jawab:

-Peristiwa pertama terjadi saat kecil di pedesaan (Bani Sa‘d); saksi anak-anak terkejut dan melapor pada Halimah as-Sa‘diyyah (riwayat sirah). Peristiwa Mi‘raj terjadi malam hari sebagai bagian dari rangkaian gaib.

-Pembuktian historis di Islam bertumpu pada isnād (rantai transmisi). Untuk kasus ini, banyak perawi independen menuturkan makna yang sama → tawātur ma‘nawī.

Keberatan C: “Narasi ini mitos purifikasi dosa.”

Saya jawab:

-Teks tidak menyebut dosa pada Nabi ﷺ—Islam menetapkan para rasul ma‘shūm dari dosa dalam penyampaian wahyu. Yang dibuang disebut ḥaẓẓus-syaiṭān (bagian waswas/ celah godaan pada jiwa manusia), sebagai simbol & realitas persiapan misi.

-Qur’an menegaskan pemeliharaan Allah atas Nabi ﷺ (QS 93, QS 94; juga 33:21 teladan sempurna).

Keberatan D: “Mana bekasnya?”

Saya jawab:

-Riwayat Anas menyebut bekas jahitan terlihat pada dada Nabi ﷺ. Tidak ada riwayat shahih yang menyebut para sahabat menolaknya. Ini cukup sebagai bukti dalam standar historiografi hadis.

6) Titik Temu dengan Kitab Suci Yahudi–Nasrani

-Malaikat menguatkan nabi: “Maka tampaklah malaikat kepada-Nya dan menguatkan-Nya.” (Lukas 22:43) — ide bahwa malaikat memperkuat hamba pilihan Tuhan sejalan dengan narasi Muslim.

-Pemurnian/“hati baru”: “Aku akan memberikan kepadamu hati yang baru dan roh yang baru…” (Yehezkiel 36:26). Meski kebanyakan ditafsir metaforis, konsep pembersihan hati untuk kesucian misi ilahi paralel dengan tujuan hadis.

-Mukjizat fisik (penyembuhan, kebangkitan) di Perjanjian Baru (mis. Markus 5; Yohanes 11) menunjukkan tradisi Abrahamik menerima intervensi supra-natural dalam sejarah keselamatan.

7) Catatan Ilmiah Pendukung

-Zamzam: Uji laboratorium modern umumnya menemukan air bersih dengan profil mineral khas (kalsium, magnesium, bikarbonat) dan bebas kontaminan berbahaya dalam batas aman. Klaim “khasiat medis pasti” perlu kehati-hatian; Islam tidak menggantungkan kebenaran hadis pada data kimia Zamzam, namun kesucian Zamzam memiliki dasar syar‘i (riwayat Bukhari-Muslim tentang keutamaannya).

-Epistemologi: Ilmu modern menjelaskan proses alam; mukjizat adalah kejadian langka atas kehendak Allah, tak bisa diulang-di-laboratorium. Karenanya standar buktinya dalam Islam adalah wahyu yang sahih dan riwayat terpercaya, bukan eksperimen.

8) Hikmah Teologis

-Persiapan kenabian: pembersihan/ pengisian ḥikmah wa īmān sebelum wahyu besar (Mi‘raj).

-Pelajaran tazkiyah: Allah melapangkan dada hamba-Nya yang tunduk (QS 6:125; 94:1), mengajak kita menempuh pembersihan hati melalui iman dan amal, bukan operasi fisik.

-Batas nalar: Islam menghargai akal, namun mengakui batas akal di hadapan berita wahyu yang sahih.

9) Ringkas Jawaban untuk Ateis

-Klaim: “Tidak mungkin secara sains.” Jawab singkat: Sains mengatur kebiasaan alam; mukjizat adalah pengecualian oleh Zat yang menetapkan hukum itu (QS 3:49; 54:1). Riwayatnya sahih (Bukhari–Muslim), multi-saksi (tawātur ma‘nawī).

-Klaim: “Ini legenda purifikasi dosa.” Jawab singkat: Nabi ﷺ tidak disandarkan dosa; yang disebut adalah penghilangan celah waswas, sebagai persiapan risalah (QS 94:1–4; 2:97).

-Klaim: “Tak ada bukti fisik.” Jawab singkat: Anas ra. menyatakan melihat bekas jahitan pada dada beliau; standar historiografi Islam menerima kesaksian sahabat lewat isnād sahih.

10) Daftar Ayat & Hadits yang Disebut

-Al-Qur’an:

QS 2:97 (peran Jibril), QS 2:20/2:106/3:29 (Allah Mahakuasa), QS 3:49 (mukjizat Isa), QS 6:125 (melapangkan dada dalam hidayah), QS 11:120 (penguatan hati rasul), QS 26:63 (terbelah laut), QS 54:1 (terbelah bulan), QS 93 (ad-Dhuhā – penjagaan Allah), QS 94:1–4 (Al-Insyirah – pelapangan dada).

-Hadits:

Shahih Muslim no. 162 (Anas: pembelahan dada masa kecil; “bekas jahitan”). Shahih al-Bukhari (Kisah Isra’-Mi‘raj: pembukaan dada, pencucian dengan Zamzam dalam bejana emas). Shahih Muslim (Bab al-Isra’ wal-Mi‘raj: pengulangan tema pembersihan dan pengisian hikmah/iman).

-Kitab Suci Yahudi–Nasrani :

Yehezkiel 36:26 (hati baru, roh baru), Lukas 22:43 (malaikat menguatkan).

Jadi?

Riwayat “pembelahan dada” selaras dengan kerangka Qur’ani tentang mukjizat, sahih secara hadis, dan masuk akal dalam batas epistemologi: ia bukan operasi medis biasa, melainkan intervensi malaikat sebagai persiapan risalah. Bila diukur dengan standar yang tepat—wahyu dan transmisi tepercaya—maka kritik “mustahil” tidak mengenai sasaran.

Scroll to Top