Jejak Nabi Muhammad dalam Taurat dan Injil: Perspektif Islam

3duniaindigo.com

Pernyataan yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun ayat dalam Alkitab yang menyebutkan nama Muhammad secara eksplisit memang benar jika hanya melihat teks yang ada sekarang. Namun, menurut sudut pandang Islam, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait klaim ini:

  1. Al-Qur’an Tidak Mengatakan Nama Muhammad Secara Eksplisit dalam Injil dan Taurat yang Ada Sekarang

Dalam QS. Al-A’raf: 157, Allah SWT berfirman:

”(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi, yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka…” (QS. Al-A’raf: 157)

Ayat ini menyebutkan bahwa Muhammad ﷺ disebut dalam kitab-kitab sebelumnya, tetapi tidak secara spesifik mengatakan bahwa nama beliau harus muncul dalam bentuk teks eksplisit yang masih ada dalam Alkitab saat ini.

Ada dua poin penting dalam memahami ayat ini:
• Bisa dalam bentuk prediksi atau sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ, bukan harus secara eksplisit nama “Muhammad”.
• Kitab Taurat dan Injil yang asli telah mengalami perubahan (tahrif) sehingga kemungkinan referensi asli tentang Nabi Muhammad ﷺ telah dihapus atau disamarkan.

  1. Perubahan dalam Kitab Taurat dan Injil (Tahrif)

Islam mengajarkan bahwa kitab-kitab terdahulu, termasuk Taurat dan Injil, telah mengalami tahrif (perubahan) baik dalam bentuk pengubahan teks, penghapusan, maupun penyembunyian makna aslinya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Maka celakalah orang-orang yang menulis Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu mereka berkata, ‘Ini dari Allah’, untuk menjualnya dengan harga murah.” (QS. Al-Baqarah: 79)

Karena itu, tidak adanya nama “Muhammad” secara eksplisit dalam Alkitab modern bukanlah bukti bahwa Taurat dan Injil asli tidak pernah menyebutkannya. Bisa jadi referensi tentang Nabi Muhammad ﷺ telah dihapus atau diubah dalam sejarah.

  1. Sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ dalam Alkitab

Meskipun nama “Muhammad” tidak disebut secara eksplisit dalam Alkitab yang ada saat ini, terdapat banyak ayat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang membawa ciri-ciri seorang nabi yang cocok dengan karakteristik Nabi Muhammad ﷺ. Beberapa di antaranya:

A. Kitab Ulangan 18:18

“Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang nabi dari antara saudara mereka, seperti engkau (Musa); Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”• Nabi yang dijanjikan ini bukan dari keturunan Israel karena disebut berasal dari “saudara mereka” (yakni keturunan Ismail, bukan Israel). • Nabi Muhammad ﷺ memiliki kemiripan dengan Nabi Musa dalam berbagai aspek, seperti menerima wahyu berbentuk hukum syariah, memimpin umat dalam perjuangan fisik, dan membentuk suatu negara berbasis hukum Tuhan.

B. Injil Yohanes 14:16 & 16:7 (Tentang “Parakletos”)

Dalam Injil Yohanes, Yesus berbicara tentang seseorang yang akan datang setelahnya:

“Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain (Parakletos), supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yohanes 14:16)

“Namun benar yang Kukatakan ini: adalah lebih baik bagi kamu jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu; tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus dia kepadamu.” (Yohanes 16:7)• Kata Parakletos (Yunani) sering diterjemahkan sebagai “Penolong” atau “Penghibur” (dalam bahasa Inggris: Comforter). • Beberapa ulama Islam berpendapat bahwa kata aslinya seharusnya Periklytos yang berarti “Yang Terpuji” (Ahmad dalam bahasa Arab, bentuk lain dari Muhammad). • Yesus menyatakan bahwa “Penolong” ini akan datang setelahnya, bukan dalam masa hidupnya. • Muhammad ﷺ datang setelah Yesus dan membawa wahyu baru (Al-Qur’an), sebagaimana Yesus sendiri tidak membawa kitab baru tetapi mengikuti Taurat.

Kesimpulan
1. Tidak ada jaminan bahwa Taurat dan Injil yang ada sekarang masih murni, sehingga referensi eksplisit tentang Muhammad ﷺ bisa saja telah diubah atau dihapus.
2. Al-Qur’an tidak menyatakan bahwa nama “Muhammad” akan tertulis secara eksplisit dalam Injil dan Taurat yang ada sekarang, tetapi lebih kepada sifat-sifatnya yang dapat ditemukan.
3. Ada banyak ayat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang memberikan deskripsi tentang seorang nabi yang akan datang yang sesuai dengan ciri-ciri Nabi Muhammad ﷺ.
4. Sejarah menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani di zaman Nabi Muhammad ﷺ memang sudah menanti-nanti seorang nabi terakhir, tetapi banyak dari mereka menolaknya karena bukan berasal dari keturunan Israel.

Jadi, klaim bahwa “tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menyebut Muhammad” tidak dapat dijadikan bukti bahwa Alkitab tidak pernah menyebutnya sama sekali, karena faktor perubahan kitab dan interpretasi sifat-sifat nabi yang dijanjikan.

Scroll to Top