Pengertian Hadits dalam Islam
Dalam Islam, hadits adalah segala perkataan (qaul), perbuatan (fi’il), dan ketetapan (taqrir) yang disandarkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Hadits menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an dalam ajaran Islam.
Hadits dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Hadits Qauliyah – Hadits yang berupa ucapan Nabi ﷺ.
• Contoh: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Hadits Fi’liyah – Hadits yang berupa perbuatan Nabi ﷺ.
• Contoh: Tata cara shalat yang dilakukan Nabi ﷺ dan diikuti oleh para sahabat.
3. Hadits Taqririyah – Hadits yang berupa persetujuan Nabi ﷺ terhadap suatu perbuatan sahabat.
• Contoh: Nabi ﷺ tidak menegur seseorang yang shalat dengan cara tertentu, yang berarti beliau membolehkannya.
Hubungan Hadits dengan Wahyu Allah (Al-Qur’an)
1. Hadits sebagai Penjelas Al-Qur’an
• Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, sedangkan hadits berfungsi menjelaskan dan memperinci hukum-hukum dalam Al-Qur’an.
• Contoh:
• Al-Qur’an memerintahkan shalat (QS. Al-Baqarah: 43), tetapi tata cara dan jumlah rakaatnya dijelaskan dalam hadits.
• Al-Qur’an memerintahkan zakat (QS. At-Taubah: 103), tetapi jenis dan nisab zakat dijelaskan dalam hadits.
2. Hadits sebagai Sumber Hukum Kedua
• Al-Qur’an adalah wahyu utama, tetapi ada banyak hukum yang tidak disebutkan secara rinci di dalamnya. Nabi ﷺ menerima wahyu dalam bentuk Al-Qur’an dan hikmah (penjelasan berupa hadits).
• Dalilnya:
وَأَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكَ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ
“Dan Allah telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah…” (QS. An-Nisa: 113)
• Al-Hikmah dalam ayat ini ditafsirkan oleh ulama sebagai hadits Nabi ﷺ.
3. Hadits sebagai Sumber Hukum yang Terjaga
• Meskipun hadits bukan wahyu langsung seperti Al-Qur’an, tetapi Nabi ﷺ tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu.
• Dalilnya:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ ٣ إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡيٞ يُوحَىٰ ٤
“Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara dari hawa nafsunya. Itu tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS. An-Najm: 3-4)
Kesimpulan
• Hadits adalah perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad ﷺ.
• Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang utama, sedangkan hadits berfungsi sebagai penjelas dan pelengkap hukum-hukum dalam Al-Qur’an.
• Nabi ﷺ menerima wahyu dalam bentuk Al-Qur’an dan hikmah, dan hadits merupakan bagian dari hikmah tersebut.
• Hadits menjadi sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an, sehingga wajib diikuti oleh umat Islam.
Dengan memahami hubungan ini, kita dapat menjalankan ajaran Islam dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.