
Saya Jawab:
Tuduhan bahwa Islam melakukan eisegese (membaca makna secara subyektif ke dalam teks sebelumnya) tidak berdasar jika dilihat dari kerangka wahyu dalam Islam, yang meyakini bahwa:
Semua nabi — dari Nabi Adam, Ibrahim, Musa, Daud, hingga Isa (Yesus) — membawa satu ajaran tauhid (keesaan Allah) dan Islam adalah kelanjutan serta penyempurnaan wahyu tersebut.
🔹 1. Nabi Ibrahim adalah Muslim (QS 3:67)
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi ia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (muslim), dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang musyrik.”
(QS Ali ’Imran: 67)
🔍 Penjelasan:
Islam dalam konteks ini berarti berserah diri kepada Allah, bukan sekadar nama agama modern. Bahkan dalam Kejadian 17:1 (Tanakh), Allah berkata kepada Ibrahim: “Hiduplah di hadapan-Ku dan jadilah tak bercela.” — mirip dengan makna hanif dalam Al-Qur’an.
🔹 2. Nabi yang Diramalkan Musa (Ulangan 18:18) Adalah Nabi Muhammad ﷺ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka).”
(QS Ali ’Imran: 33)
“Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu (Ulangan 18:18).”
🔍 Penjelasan:
“Saudara-saudaramu” bisa mengacu pada keturunan Ismail, bukan hanya Israel. Ismail adalah saudara Ishaq → artinya nabi dari Bani Ismail (Muhammad ﷺ) juga termasuk dalam keturunan Ibrahim.
🔹 3. Yesus Tidak Disalib (QS 4:157)
“Mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…”
(QS An-Nisa: 157)
🔍 Penjelasan:
Ini bukan tanpa dasar. Bahkan Injil Barnabas menyebut bahwa yang disalib adalah Yudas. Dalam sejarah, juga terdapat sekte-sekte awal Kristen yang tidak percaya Yesus disalib, seperti Basilidian.
🔹 4. Makna “Anak Allah” Ditolak Islam
“Dia (Allah) tidak beranak dan tidak diperanakkan.”
(QS Al-Ikhlas: 3)
🔍 Penjelasan:
Islam menolak penggunaan istilah “Anak Allah” karena rawan disalahartikan secara biologis atau literal. Bahkan dalam Alkitab pun, istilah “anak Allah” digunakan secara simbolik untuk banyak tokoh (misal: Adam – Lukas 3:38).
🔹 5. Islam Tidak Melakukan Tahrif Tanpa Dasar
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah’…”
(QS Al-Baqarah: 79)
🔍 Penjelasan:
Tuduhan tahrif (penyimpangan teks) didukung oleh: Kontradiksi antar Injil. Tidak adanya manuskrip asli (yang ada hanyalah salinan abad ke-4 ke atas). Perbedaan besar antara Injil Sinoptik dan Injil Yohanes.
✨ Kesimpulan:
Islam tidak melakukan eisegese, tetapi menyampaikan wahyu yang mengkoreksi dan meluruskan penyimpangan dalam kitab-kitab sebelumnya — sesuai perintah Allah dalam QS Al-Ma’idah: 48:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu (Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya dari Kitab dan sebagai pembanding (muhaymin) terhadap kitab-kitab itu…”