Allah SWT Berdoa kepada Siapa? (Studi Tafsir, Hadis, dan Bahasa Arab)
Pertanyaan seperti ini sering kali muncul dari pihak yang tidak memahami bahasa Arab secara mendalam, atau sengaja menyalahartikan istilah dalam Islam, terutama istilah “ṣallā” (يُصَلِّي) dalam konteks hadis.
Saya jawab secara ilmiah, teologis, dan bahasa Arab.
1. Pemahaman Bahasa Arab: Arti Kata “Yushallūna”
Dalam hadis tersebut dikatakan:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ
Terjemah: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya yushallūna (bershalawat) atas barisan terdepan.”
Kata “ṣallā (صلى)” dalam bahasa Arab memiliki makna berbeda-beda tergantung subjeknya:

Referensi: Tafsir Imam Al-Qurthubi dan Tafsir Al-Jalalayn menyebutkan bahwa:
“Shalawat dari Allah berarti pemberian rahmat dan kemuliaan”, bukan doa seperti makna yang dilakukan manusia.
Jadi, Allah tidak sedang “berdoa kepada siapa pun”, tapi Allah memberikan rahmat-Nya.
2. Bukti dari Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan.”
Ayat ini selaras dengan hadis yang dikutip di atas. Lagi-lagi, “ṣalāh” (shalawat) dari Allah bermakna rahmat dan pujian, bukan “berdoa kepada” seperti manusia.
3. Penjelasan Ulama
Ibnu Katsir dalam tafsirnya:
“Shalawat dari Allah kepada hamba-Nya adalah pujian-Nya di hadapan para malaikat.”
Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim:
“Shalawat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah istighfar (memohon ampun), dari manusia adalah doa.”
4. Hadis Nabi yang Menguatkan Makna Ini
Rasulullah SAW bersabda:
“Shalawat dari Allah kepada hamba-Nya berarti Dia merahmatinya, dan dari para malaikat berarti mereka memohonkan ampun untuknya.”
(HR. Bukhari dan Muslim dalam makna serupa)
5. Bukti dari Injil dan Taurat: Allah Memberi Rahmat, Bukan Berdoa
Dalam Perjanjian Lama, Allah juga “memberkati” manusia, tanpa bermakna bahwa Dia “berdoa” kepada yang lebih tinggi:
“The Lord bless you and keep you.”
(Bilangan 6:24, Numbers)
Istilah “bless” dari Tuhan = rahmat atau karunia dari Tuhan, bukan Tuhan berdoa.
6. Bukti Ilmiah & Rasional: Tuhan Mahasempurna Tidak Butuh Berdoa
Dalam filsafat ketuhanan (theology), berdoa adalah tindakan permintaan dari yang kurang kepada yang lebih tinggi.
Allah Maha Sempurna, Maha Tidak Bergantung (QS Al-Ikhlas: 2):
اللَّهُ الصَّمَدُ
“Allah adalah Tuhan tempat bergantung segala sesuatu.”
Maka tidak masuk akal jika Allah “berdoa”. Yang terjadi adalah:
Allah memberi rahmat Allah memuji orang-orang saleh Allah menunjukkan ridha-Nya
Kesimpulan: Allah Tidak Berdoa kepada Siapa Pun
Kalimat “Allah berdoa kepada siapa?” muncul dari kesalahan pemahaman bahasa Arab dan tafsir yang sengaja diselewengkan.
Shalawat dari Allah = pemberian rahmat dan pujian-Nya kepada makhluk-Nya.
Tidak ada doa dari Allah kepada siapapun, karena Dia Maha Sempurna, tidak membutuhkan siapapun.