Ampunan Allah Luas, Tapi Bukan Pembenaran Maksiat

3duniaindigo.com

Saya jawab:

Gambar ini sering disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk memojokkan Islam, seolah-olah Islam menghalalkan perbuatan zina dan mencuri. Padahal, hadits ini tidak pernah bermaksud membenarkan maksiat, melainkan menunjukkan luasnya rahmat dan ampunan Allah SWT bagi siapa saja yang tidak mempersekutukan-Nya (tidak musyrik), walaupun memiliki dosa besar.

Berikut penjelasan Hadits Shahih Bukhari No. 1161:

Isi hadits:

”…Barangsiapa yang mati dari umatku dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga.”

Abu Dzar bertanya:

“Sekalipun dia berzina atau mencuri?”

Nabi ﷺ menjawab:

“Ya, sekalipun dia berzina atau mencuri.”

Pemahaman Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah:

Hadits ini bukan legalisasi dosa, tetapi bentuk pengharapan (raja’) bahwa selama seseorang tetap bertauhid (tidak menyekutukan Allah), maka dia tidak akan kekal di neraka. Orang beriman yang berdosa besar akan mendapatkan hukuman sesuai keadilan Allah, tetapi pada akhirnya bisa masuk surga jika tidak musyrik. Ini berdasarkan firman Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(QS. An-Nisa: 48)

Penjelasan dari Hadits Lain:

Hadits ini sejalan dengan sabda Nabi ﷺ:

“Barangsiapa yang mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh’ dengan ikhlas dari hatinya, niscaya dia akan masuk surga.”

(HR. Bukhari & Muslim)

Namun, ini bukan jaminan instan, sebab ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits lain menekankan bahwa:

“Dan barangsiapa mengerjakan dosa, maka dia akan diberi balasan sesuai dengan dosa itu…”

(QS. An-Nisa: 123)

Islam Tidak Meremehkan Dosa:

Zina dan mencuri adalah dosa besar. Pelaku dosa besar terancam siksa jika tidak bertobat. Tetapi selama masih bertauhid, ia tidak kekal di neraka, berbeda dengan orang kafir atau musyrik.

Jadi?

Hadits ini menunjukkan bahwa tauhid adalah fondasi utama dalam Islam. Seseorang tetap berdosa dan bisa diazab karena zina dan mencuri, namun rahmat Allah lebih besar dari dosa selama tidak syirik. Islam tidak membolehkan maksiat, dan pelaku dosa besar harus bertobat, sebagaimana firman Allah:

“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.”

(QS. An-Nur: 31)

Scroll to Top