
Apa Bedanya Ideologi dengan Agama?
Ideologi adalah sebuah sistem pemikiran yang disusun oleh manusia untuk mengatur kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Ia muncul dari hasil perenungan, pengalaman sejarah, dan kebutuhan praktis manusia dalam membentuk tatanan masyarakat. Karena berasal dari manusia, maka ideologi bersifat duniawi, bisa berubah, bisa diperbaharui, bahkan bisa diganti jika dianggap tidak lagi relevan. Contoh ideologi meliputi liberalisme, sosialisme, nasionalisme, kapitalisme, komunisme, dan sebagainya.
Sementara itu, agama—khususnya dalam konteks Islam—adalah sistem keyakinan dan aturan hidup yang bersumber dari wahyu Tuhan, bukan hasil ciptaan manusia. Agama mencakup tidak hanya urusan dunia seperti etika sosial dan hukum, tetapi juga urusan akhirat, seperti tujuan hidup, makna eksistensi, dan balasan setelah mati. Agama memberikan panduan menyeluruh dari aspek spiritual, moral, hingga praktis, dan bersifat tetap karena berasal dari Tuhan yang Maha Sempurna.
Dengan kata lain, ideologi adalah “cara berpikir manusia untuk mengatur hidup,” sementara agama adalah “cara hidup yang diajarkan Tuhan kepada manusia.”
Apakah Agama Itu Doktrinisasi?
Harus memahami terlebih dahulu apa itu doktrinisasi. Doktrinisasi biasanya diartikan sebagai proses menanamkan keyakinan atau ajaran secara sepihak, tertutup, tanpa ruang untuk berpikir kritis atau menolak. Dalam konteks negatif, doktrinisasi sering dihubungkan dengan pemaksaan pikiran atau indoktrinasi ide tertentu yang mengekang kebebasan.
Namun, agama, terutama Islam, tidak bisa serta merta disamakan dengan doktrinisasi. Meskipun Islam memiliki prinsip-prinsip yang tetap (seperti rukun iman dan rukun Islam), proses masuk dan memeluk agama ini tidak dilakukan dengan cara memaksa atau menutup ruang akal. Justru sebaliknya, Islam berkali-kali dalam Al-Qur’an mengajak manusia untuk berpikir, merenung, mencari bukti, dan menggunakan akal sehat.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 256:
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama…”
Ayat ini jelas menolak konsep pemaksaan atau doktrinisasi dalam makna yang sempit.
Selain itu, Al-Qur’an memuat banyak seruan seperti:
“Apakah kamu tidak berpikir?”
“Tidakkah kamu mengambil pelajaran?”
“Tidakkah kamu memperhatikan?”
Ini menandakan bahwa ajaran agama bukanlah pengekangan akal, tetapi justru pengasahan akal untuk mengenali kebenaran secara sadar dan jujur.
Kesimpulan
Agama dan ideologi memang sama-sama memiliki sistem nilai dan aturan, tetapi berbeda secara mendasar dalam sumber, tujuan, dan cakupannya. Ideologi lahir dari manusia untuk mengatur dunia, sedangkan agama datang dari Tuhan untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat.
Dan meskipun agama mengandung ajaran tetap dan prinsip keimanan, agama bukan bentuk doktrinisasi yang menutup akal, melainkan sistem yang mengajak manusia untuk berpikir, mengerti, lalu meyakini secara sadar.