Saya Jawab:
Dalam peristiwa di Gua Hira, secara fisik tidak ada manusia lain yang menyaksikan wahyu pertama selain Nabi Muhammad ﷺ. Namun itu tidak otomatis melemahkan kebenaran kenabiannya, karena:
- Wahyu Pertama Adalah Awal Kenabian, Bukan Klaim Pribadi Tanpa Konfirmasi
Setelah peristiwa itu, Rasulullah ﷺ tidak menyebarkan wahyu dengan klaim pribadi, tapi langsung dibawa pulang dalam keadaan gemetar kepada istrinya Khadijah, dan ia mengonfirmasi kebenaran Nabi:
HR. Bukhari No. 3 & Muslim No. 160
“Sungguh Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Engkau menyambung tali silaturrahmi, membantu orang lemah, menanggung beban orang lain…”
Kemudian Khadijah membawa Rasulullah ke Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang ahli kitab, yang berkata:
HR. Bukhari No. 4953
“Itulah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada Musa. Seandainya aku masih muda, niscaya aku akan membantumu…”
Jadi, setelah dari Goa Hira, langsung terjadi verifikasi saksi dan pembenaran dari pihak luar, bahkan dari agama terdahulu.
- Bandingkan: Paulus di Damaskus — Tidak Konsisten, Tanpa Konfirmasi
Kisah Paulus (Saulus) dalam Kisah Para Rasul 9:3–7 menyatakan:
“Ada cahaya dari langit menyinari dia… dan ia mendengar suara berkata: ‘Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya Aku?’”
Namun versi ini bertentangan dengan Kisah Para Rasul 22:9 dan 26:14–15. Di satu ayat, teman-temannya mendengar suara tapi tidak melihat apa-apa, di ayat lain tidak mendengar suara. Tidak ada saksi yang tahu isi wahyu atau siapa yang berbicara.
Jadi?
Paulus tidak diverifikasi siapapun. Ia hanya mengklaim sendiri lalu mengubah ajaran Yesus, termasuk hukum Taurat.
- Dalam Islam, Kebenaran Wahyu Tidak Berdiri di Satu Momen
Peristiwa Gua Hira hanya permulaan. Setelah itu:
• Wahyu turun selama 23 tahun, disaksikan ribuan sahabat
• Dihafalkan dan ditulis langsung oleh para penulis wahyu
• Setiap perintah dan penjelasan wahyu diikuti langsung oleh masyarakat Madinah
• Mukjizat Nabi tidak terbatas di gua: Al-Qur’an, peristiwa Isra’ Mi’raj, pembelahan bulan, dan sebagainya.
Dalil Tambahan dari Al-Qur’an:
QS. Al-Haqqah: 44–47
“Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami potong urat jantungnya.”
Artinya: Tidak mungkin Nabi mengada-adakan, karena langsung akan dihukum oleh Allah.
QS. An-Najm: 3–4
“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan
Jadi?
Ya, di Gua Hira tidak ada saksi manusia lain. Namun tidak berarti wahyu tersebut tanpa validasi
Karena:
• Langsung dikonfirmasi oleh Khadijah dan Waraqah
• Disaksikan dan dibuktikan oleh ribuan sahabat dalam 23 tahun berikutnya
• Berbeda dengan Paulus, yang hanya klaim pribadi dengan kontradiksi