Apakah budaya membahas dupa sebagai adab, bukan agama?

3duniaindigo.com

Saya jawab : Apakah budaya membahas dupa sebagai adab, bukan agama?

Penjelasan Islam:

Pernyataan bahwa membakar dupa adalah bagian dari adab atau budaya, bukan agama — perlu diluruskan. Dalam Islam, adab dan budaya tetap harus ditimbang dengan neraca syariat (Al-Qur’an dan Sunnah). Tidak semua budaya bisa diterima dalam Islam, apalagi jika mengandung unsur keyakinan yang menyimpang.

🔹 Islam tidak melarang budaya secara mutlak, selama:

  1. Tidak bertentangan dengan akidah Islam.
  2. Tidak menyerupai ibadah agama lain.
  3. Tidak mengandung unsur syirik, tahayul, atau bid’ah.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan (agama) kami ini yang bukan darinya, maka perkara itu tertolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

🚫 Membakar dupa dengan keyakinan bahwa asapnya membawa doa ke langit atau menjadi perantara kepada Tuhan adalah bentuk keyakinan yang tidak memiliki dasar dalam Islam. Ini menyerupai ajaran agama-agama non-Tauhid, dan bisa membawa kepada syirik khafi (tersembunyi) atau bahkan syirik akbar, tergantung niat dan keyakinannya.

🔹 Adab dalam Islam:
Adab dalam Islam berkaitan dengan akhlak, etika, dan tata cara yang diajarkan Rasulullah ﷺ, bukan hasil budaya yang tidak disaring oleh syariat.

Jadi:
• Budaya tetap harus ditimbang dengan syariat.
• Jika budaya mengandung unsur keyakinan yang menyimpang (seperti membakar dupa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan), maka itu ditolak.
• Islam sudah cukup dengan petunjuk wahyu dan adab Rasulullah ﷺ, tanpa perlu tambahan dari luar

Scroll to Top