Apakah Gunung Bukti Kesalahan Allah?
Saya jawab:
Pernyataanmu yang menyebut Allah melakukan kesalahan karena bumi sempat berguncang lalu “dibetulkan” dengan gunung adalah bentuk kedangkalan logika dan salah kaprah dalam memahami nash Qur’an dan hadits.
🔹 1. Apakah Allah “Salah” dalam Menciptakan Bumi?
Salah satu sifat Allah adalah Maha Sempurna dan Tidak Pernah Salah.
QS. Al-Mulk: 3–4
“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ketidakseimbangan dalam ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
Lalu lihatlah sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia dalam keadaan letih (karena tidak menemukan kesalahan).
Jadi, tidak ada cacat dalam ciptaan Allah. Semua sesuai kehendak dan hikmah-Nya.
- Makna “Bumi Berguncang” Bukan Karena Gagal Desain
Ayat-ayat seperti:
QS. An-Nahl: 15
QS. Al-Anbiya: 31
QS. An-Naba: 7
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung agar bumi tidak berguncang bersama kamu.”
Bukan berarti bumi awalnya gagal desain, tetapi:
• Allah menciptakan bumi bertahap.
• Gunung memang bagian dari sistem keseimbangan bumi dalam skenario penciptaan-Nya.
QS. Fussilat: 9–12
Allah menjelaskan bahwa penciptaan bumi dilakukan dalam tahapan berhari-hari, termasuk penetapan gunung, berkah bumi, penciptaan langit, dll.
Ini menunjukkan proses bertahap dan sempurna, bukan “kesalahan lalu diperbaiki.”
- Apakah Bumi Secara Ilmiah Bisa Berguncang Tanpa Gunung?
Secara geologi modern, gunung berperan dalam:
• Menstabilkan lempeng tektonik.
• Sebagai “pasak alami” pada kerak bumi.
• Menghambat pergerakan cepat lapisan bumi.
Bahkan ilmuwan seperti Prof. Frank Press (penasihat ilmiah Presiden AS & geofisikawan) menyebut:
“Gunung memiliki akar yang dalam dan dapat mengikat kerak bumi.”
(Sumber: Earth, 4th edition)
IIni sejalan dengan Qur’an. Jadi bukan kesalahan, tetapi fungsi yang memang Allah tetapkan secara ilmiah.
- Hadits tentang Malaikat & Gunung — Bukan Bukti Kesalahan
Hadits yang Anda kutip dari At-Tirmidzi, tentang bumi berguncang lalu gunung ditancapkan, adalah hadits hasan gharib, yang sifatnya bukan untuk menetapkan kaidah fisika, tapi menggambarkan keagungan ciptaan Allah dan makhluk paling kuat.
Gunung ditancapkan bukan karena kesalahan, tetapi bagian dari rencana Allah menciptakan sistem yang seimbang.
QS. Al-Qamar: 49
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan takdir (ukuran) yang telah ditentukan.”
- Apakah Kitab Suci Sebelumnya Menyebut Hal yang Sama?
Ya, bahkan Perjanjian Lama menyebut peran gunung sebagai simbol penopang bumi:
Mazmur 104:5–9
“Dialah yang mendirikan bumi di atas dasarnya, sehingga tidak akan goyah untuk selama-lamanya… Gunung-gunung naik, lembah-lembah turun, ke tempat yang Engkau tetapkan bagi mereka.”
Ini senada dengan Qur’an: gunung sebagai penjaga stabilitas bumi.
- Apakah Allah Bisa Salah?
Tentu tidak! Menuduh Allah “salah” berarti menyamakan-Nya dengan makhluk.
QS. Asy-Syura: 11
“Laysa kamitslihi syai’un” (Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya), dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
QS. An-Naml: 88
“Dan kamu melihat gunung-gunung, kamu kira dia diam padahal dia berjalan seperti awan.”
Justru ini bukti kemukjizatan ilmiah, karena pergerakan lempeng bumi baru diketahui abad 20. Al-Qur’an telah menyinggungnya 14 abad lalu.
Jadi?
Bukan Allah yang salah, tapi nalar yang dangkal jika mengira seperti itu.
Ayat-ayat tersebut tidak menunjukkan cacat desain, tapi menjelaskan hikmah penciptaan gunung sebagai penstabil bumi, baik dari segi spiritual maupun ilmiah.