
Hal ghoib itu bukan karena pikiran yang lemah. Jadi pemahaman tersebut sudah salah ttg ghoib, apalagi menghubungkan dengan agama2.
Dari Perspektif Islam: Hal Ghaib Itu Realitas, Bukan Imajinasi
Dalam Islam, hal ghaib (ghaibiyyat) bukanlah hasil dari pikiran yang lemah, tetapi kenyataan yang tidak terjangkau oleh pancaindra dan logika manusia secara langsung.
Dalil Al-Qur’an:
“Alladzina yu’minuuna bil-ghaib”
“Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang ghaib…”
(QS. Al-Baqarah: 3)
✅ Yang termasuk ghaib:
• Malaikat
• Jin
• Surga & neraka
• Hari kiamat
• Takdir
• Ruh
• Azab kubur
• dll
Jadi, hal ghaib adalah bagian dari rukun iman, bukan karena seseorang tidak kuat secara pikiran.
- Dari Perspektif Psikologis atau Rasional
Sebagian orang menganggap bahwa keyakinan pada hal ghaib muncul karena “pikiran lemah”, yaitu:
• Takut menghadapi kenyataan
• Mengisi kekosongan atas sesuatu yang belum bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan
• Mekanisme coping (penenang pikiran dalam kondisi tertekan)
Namun pandangan ini tidak bisa dijadikan satu-satunya tolok ukur. Kenapa?
Banyak ilmuwan, dokter, dan akademisi cerdas yang tetap percaya pada hal ghaib berdasarkan pengalaman spiritual atau dalil agama.

Jadi?
Tidak. Hal ghaib bukanlah karena pikiran lemah. Dalam Islam, mempercayai hal ghaib adalah bentuk keimanan yang tinggi dan dasar dari seorang mukmin. Pikiran lemah justru bisa membuat orang:
• Tidak percaya apa pun yang tidak terlihat
• Menolak semua hal yang tidak bisa dibuktikan langsung oleh sains
• Terjebak dalam “materialisme ekstrem