Saya Jawab:
Pernyataan di atas mencoba menjatuhkan keyakinan umat Islam dengan menyebut bahwa Injil Barnabas bertentangan dengan Al-Qur’an, lalu menyimpulkan bahwa umat Islam tidak konsisten. Berikut adalah jawaban kami berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits:
1. Islam Tidak Menjadikan Injil Barnabas Sebagai Rujukan Wahyu
Saya jawab:
Umat Islam tidak menjadikan Injil Barnabas sebagai kitab suci. Yang kami yakini hanyalah wahyu yang benar-benar diturunkan Allah, yaitu:
Taurat kepada Musa عليه السلام, Zabur kepada Dawud عليه السلام, Injil kepada Isa عليه السلام, dan Al-Qur’an kepada Muhammad ﷺ.
QS. Al-Ma’idah (5): 48
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.”
Artinya, kitab selain Al-Qur’an hanya diakui kebenarannya jika sesuai dengan Al-Qur’an. Maka dari itu, apapun isinya Injil Barnabas, jika bertentangan dengan Al-Qur’an, umat Islam tetap merujuk pada Al-Qur’an.
2. Kalimat Syahadat dalam Injil Barnabas
Saya jawab:
Ditemukannya kalimat tauhid “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya” dalam Injil Barnabas bukan berarti umat Islam menjadikannya dalil utama, melainkan sebagai isyarat kemungkinan adanya bagian kebenaran dalam kitab tersebut, sesuai dengan misi kenabian.
QS. As-Saff (61): 6
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: ‘Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad’.”
3. Isu Langit Ada 7 atau 9
Saya jawab:
Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa langit berjumlah tujuh:
QS. Al-Baqarah (2): 29
“…dan Dia menciptakan tujuh langit.”
Jika Injil Barnabas menyebut sembilan langit, maka bagian itu tertolak bagi umat Islam karena bertentangan dengan wahyu yang pasti.
Prinsip Islam:
“Jika ada keterangan dalam kitab sebelumnya yang bertentangan dengan Al-Qur’an, maka ditolak.”
(Kaedah tafsir: Ma khalaful-Qur’an fahuwa mardud)
4. Poligami dalam Islam vs Monogami di Injil Barnabas
Saya jawab:
Islam membolehkan poligami secara terbatas dan bersyarat:
QS. An-Nisa (4): 3
“…maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu takut tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja…”
Jika Injil Barnabas mengatakan hanya boleh satu istri, maka itu tidak membatalkan hukum Islam, karena syariat Nabi Muhammad ﷺ adalah syariat penutup dan penyempurna.
QS. Al-Ma’idah (5): 3
“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu…”
5. Maryam Melahirkan Tanpa Rasa Sakit?
Saya jawab:
Al-Qur’an menyebut jelas bahwa Maryam merasakan sakit saat melahirkan:
QS. Maryam (19): 23
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa dia (bersandar) pada pangkal pohon kurma…”
Maka, jika Injil Barnabas menyebut tanpa rasa sakit, maka bagian itu bertentangan dan tidak diterima dalam pandangan Islam.
6. Allah Menetapkan Amal Manusia vs Tidak Membutuhkan Manusia
Saya jawab:
Kedua hal ini tidak bertentangan dalam Islam. Allah menetapkan amal manusia dalam artian ilmu-Nya mencakup segalanya, tapi tidak membutuhkan makhluk secara esensial.
QS. Al-Isra (17): 13
“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (terikat) pada lehernya…”
QS. Az-Zumar (39): 7
“…Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan) dari semesta alam.”
Maka, keduanya benar dan saling melengkapi, bukan bertentangan.
7. Isa Al-Masih dalam Al-Qur’an dan Injil Barnabas
Saya jawab:
Al-Qur’an menyebut Nabi Isa sebagai Al-Masih:
QS. Ali Imran (3): 45
“…namanya Al-Masih Isa putra Maryam…”
Jika Injil Barnabas menyatakan Isa bukan Al-Masih, maka bagian itu tertolak. Namun tidak berarti keseluruhan kitab menjadi “palsu”, melainkan ada bagian-bagian yang tidak sesuai wahyu.
8. Imam Mahdi dan Kedudukan Isa
Saya jawab:
Hadits shahih menyebut bahwa Nabi Isa akan turun di akhir zaman dan menjadi imam yang adil:
HR. Ibnu Majah dan Muslim
“Akan turun Isa bin Maryam sebagai hakim yang adil…”
Sedangkan Imam Mahdi adalah keturunan Nabi Muhammad yang akan muncul sebelum Isa turun. Jika Injil Barnabas mencampuradukkan keduanya, maka itu keliru menurut akidah Islam dan umat Islam tetap kembali kepada dalil sahih.
Jadi?
Umat Islam tidak pernah meyakini Injil Barnabas sebagai kitab suci yang sempurna dan murni. Kami hanya menjadikan bagian-bagian Injil Barnabas yang sesuai dengan Al-Qur’an sebagai indikasi adanya sisa kebenaran, bukan sebagai dasar akidah.
✅ Prinsip Islam sangat jelas:
“Apa yang sesuai dengan Al-Qur’an, kami terima. Apa yang bertentangan, kami tolak.”