
1. Arti “Masjid” Tidak Harus Bangunan Fisik
Dalam bahasa Arab, kata “masjid” secara harfiah berarti “tempat sujud” — bukan terbatas pada bangunan permanen seperti yang dipahami hari ini.
Dalam konteks Al-Qur’an, kata masjid bisa merujuk pada tempat yang disucikan untuk ibadah, meskipun belum ada bangunan fisik di atasnya. Masjid Al-Aqsa sudah dikenal sebagai tempat suci umat terdahulu, karena di sanalah para nabi seperti Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Musa, dan lainnya pernah beribadah.
“Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya…”
(QS. Al-Isra:1)
Al-Qur’an tidak mengatakan bahwa masjid itu adalah bangunan, tetapi menunjuk pada lokasi suci yang diberkahi.
2. Masjid Al-Aqsa Sudah Ada Sebagai Tempat Ibadah Sejak Zaman Para Nabi
Menurut riwayat sahih:
Masjid Al-Aqsa pertama kali dibangun oleh Nabi Ya’qub atau Sulaiman setelah Ka’bah dibangun oleh Ibrahim dan Ismail. Hadis sahih riwayat Bukhari menyebutkan bahwa jarak waktu antara pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsa adalah 40 tahun.
Dari Abu Dzar, ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
“Masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?”
Rasulullah menjawab: “Masjidil Haram.”
Aku bertanya lagi: “Lalu setelah itu?”
Rasulullah menjawab: “Masjid Al-Aqsa.”
Aku bertanya: “Berapa lama jarak antara keduanya?”
Rasulullah menjawab: “Empat puluh tahun.”
(HR. Bukhari)
Jadi, tempat suci Al-Aqsa sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masa Nabi Muhammad ﷺ.
3. Bangunan Bisa Runtuh dan Dibangun Ulang — Tempatnya Tetap Suci
Meskipun bangunan Masjid Al-Aqsa sempat hancur dan dibangun ulang berkali-kali (misalnya oleh Herodes, Romawi, dan kemudian oleh umat Islam setelah penaklukan Yerusalem), lokasinya tetap tempat yang diberkahi dan disucikan oleh para nabi.
Jadi:
Yang dimaksud Al-Qur’an adalah tempat suci, bukan gedung buatan manusia yang bisa berubah-ubah bentuknya. Ketika Isra’ Mi’raj terjadi, tempat tersebut tetap suci dan diakui, meskipun bukan dalam bentuk bangunan seperti sekarang.
4. Konsistensi dengan Mukjizat dan Konteks Wahyu
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa ghaib (gaib) dan mukjizat, maka wajar bila mengandung unsur luar biasa dan tidak bisa diukur hanya dengan logika arsitektur atau sejarah pembangunan gedung.
Allah tidak tergantung pada eksistensi bangunan fisik untuk melakukan peristiwa mukjizat. Yang ditekankan adalah keberkahan dan kesucian tempat, bukan dinding atau struktur.
Jadi?:
Masjid Al-Aqsa memang sudah ada sebagai tempat suci jauh sebelum masa Nabi Muhammad ﷺ, bahkan sejak Nabi Sulaiman atau sebelumnya. Al-Qur’an menyebut tempat yang diberkahi dan disucikan, bukan sekadar bangunan batu dan kayu. Klaim bahwa ayat ini keliru karena bangunan belum ada menunjukkan kesalahan memahami istilah “masjid” dalam konteks bahasa dan ajaran Islam
Berikut adalah kutipan tafsir dari para ulama besar mengenai Surah Al-Isra’ ayat 1, yang memperjelas bahwa “Masjid Al-Aqsa” dalam ayat ini memang merujuk pada tempat suci (bukan semata bangunan), dan bukan kesalahan sejarah sebagaimana diklaim oleh sebagian orang.
📚 1. Tafsir Ibnu Katsir
“Al-Masjid Al-Aqsa adalah nama bagi masjid Baitul Maqdis, dan itu dinamakan dengan ‘aqsa (jauh) karena jaraknya yang jauh dari Masjidil Haram. Ia dibangun oleh Nabi Sulaiman bin Dawud ’alaihis salam, sebagaimana disebut dalam hadis.”
(Tafsir Ibnu Katsir, QS Al-Isra:1)
🔎 Penjelasan:
Ibnu Katsir tidak mempersoalkan keberadaan Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah yang suci pada masa Nabi Muhammad ﷺ. Bahkan beliau mengutip hadis yang menyebut bahwa masjid ini dibangun oleh Nabi Sulaiman, ratusan tahun sebelum Nabi Isa, dan lebih dari 1.000 tahun sebelum Rasulullah.
📚 2. Tafsir Al-Jalalayn
“Al-Masjid al-Aqsa, yaitu Baitul Maqdis — dinamai al-Aqsa karena jaraknya yang jauh dari Masjidil Haram. Masjid ini telah dimuliakan oleh Allah dan dikelilingi dengan berbagai berkah, baik duniawi maupun ukhrawi, seperti tumbuh-tumbuhan, air, dan tempat para nabi.”
(Tafsir Al-Jalalayn, QS Al-Isra:1)
🔎 Penjelasan:
Al-Jalalayn menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah tempat yang penuh berkah dan tempat ibadah para nabi, bukan hanya bangunan. Allah mengistimewakannya sebagai bagian dari perjalanan Isra’.
📚 3. Tafsir Al-Qurtubi
“Disebut Masjid Al-Aqsa karena jauhnya dari Masjidil Haram. Ia adalah masjid yang dibangun oleh para nabi, dan tempat yang dipakai untuk beribadah sejak zaman dahulu. Tidak penting apakah saat itu ada bangunan fisik atau tidak, karena yang dimaksud adalah tempat yang disucikan.”
(Tafsir Al-Qurtubi, QS Al-Isra:1)
🔎 Penjelasan:
Al-Qurtubi secara eksplisit menjawab keraguan tentang bangunan. Ia menekankan bahwa yang penting adalah tempatnya yang suci, bukan bangunannya — karena tempat itu telah dikenal sejak dahulu sebagai kiblat dan tempat ibadah para nabi.
✒️ Kesimpulan Ulama
Para mufassir sepakat bahwa:
Masjid Al-Aqsa merujuk pada tempat suci di Baitul Maqdis (Yerusalem), yang sudah digunakan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Tidak ada keharusan bahwa “masjid” dalam QS Al-Isra:1 harus berarti bangunan yang berdiri pada tahun 600-an M. Yang dimaksud adalah tempat yang dimuliakan Allah dan digunakan untuk ibadah
Selanjutnya adalah hadis-hadis sahih yang menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsa sudah dikenal dan digunakan sebagai tempat ibadah sejak zaman para nabi, jauh sebelum masa Nabi Muhammad ﷺ.
📖 1. Hadis Riwayat Bukhari – Urutan Pembangunan Masjid
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ: ‘Masjid manakah yang pertama kali dibangun di bumi?’ Beliau menjawab: ‘Masjidil Haram.’ Aku bertanya: ‘Kemudian masjid apa?’ Beliau menjawab: ‘Masjid Al-Aqsa.’ Aku bertanya: ‘Berapa lama jarak waktu antara keduanya?’ Beliau menjawab: ‘Empat puluh tahun.’”
(HR. Bukhari No. 3366)
🔎 Penjelasan:
Hadis ini menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsa sudah dibangun sebagai tempat ibadah 40 tahun setelah pembangunan Ka’bah (Masjidil Haram) oleh Nabi Ibrahim. Ini membantah klaim bahwa Masjid Al-Aqsa baru ada setelah Nabi Muhammad wafat.
📖 2. Hadis Riwayat Muslim – Isra’ dan Mi’raj ke Masjid Al-Aqsa
“Kemudian aku dibawa ke Baitul Maqdis. Aku mengikat Buraq di tempat yang biasa digunakan para nabi mengikat hewan tunggangannya. Lalu aku masuk ke masjid dan shalat dua rakaat di dalamnya.”
(HR. Muslim No. 162a)
🔎 Penjelasan:
Rasulullah menyebut Masjid Al-Aqsa sebagai tempat para nabi dahulu biasa datang dan beribadah. Menunjukkan bahwa tempat itu sudah lama menjadi pusat spiritual, bukan tempat baru.
📖 3. Hadis Riwayat Tirmidzi – Keutamaan Shalat di Masjid Al-Aqsa
“Janganlah kalian mengadakan perjalanan (untuk ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsa.”
(HR. Tirmidzi No. 326, Muslim No. 1397, dan Bukhari No. 1189)
🔎 Penjelasan:
Masjid Al-Aqsa disetarakan kedudukannya dengan dua masjid paling suci dalam Islam. Hal ini menunjukkan bahwa status kesuciannya bukan baru-baru ini, tetapi telah ada sejak dulu.
🕌 Catatan Sejarah Islam:
Ketika Umar bin Khattab membuka Yerusalem tahun 637 M, beliau menemukan situs Masjid Al-Aqsa sudah dikenal sebagai tempat ibadah oleh umat sebelumnya. Umar kemudian membersihkan lokasi dan memerintahkan pembangunan kembali masjid di tempat itu — bukan membuat masjid baru, melainkan menghidupkan tempat suci yang sudah ada.
✅ Kesimpulan Akhir:
Masjid Al-Aqsa bukan bangunan buatan Islam pasca wafat Nabi, tapi merupakan tempat suci yang telah dikenal sejak zaman para nabi terdahulu. Dalam Islam, kesucian suatu masjid tidak tergantung pada wujud bangunannya, tetapi pada lokasi yang diberkahi dan digunakan untuk ibadah kepada Allah. Hadis-hadis sahih dan konsensus ulama menegaskan validitas penyebutan “Masjid Al-Aqsa” dalam QS Al-Isra:1.
Berikut ini adalah ilustrasi kronologis pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsa berdasarkan riwayat Islam (Al-Qur’an dan Hadis sahih), disusun secara runtut agar mudah dipahami:
🕰️ Kronologi Pembangunan Masjidil Haram & Masjid Al-Aqsa
🔹 1. Pembangunan Ka’bah (Masjidil Haram) oleh Nabi Ibrahim dan Ismail
📅 Sekitar 2000 SM 📍 Lokasi: Mekkah 🧱 Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, membangun Ka’bah sebagai rumah ibadah pertama di muka bumi.
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail…”
(QS. Al-Baqarah: 127)
🔹 2. Pembangunan Masjid Al-Aqsa oleh Nabi Ya’qub atau Sulaiman
📅 Sekitar 40 tahun setelah pembangunan Ka’bah 📍 Lokasi: Baitul Maqdis (Yerusalem) 🕌 Diriwayatkan bahwa Nabi Ya’qub atau keturunannya memulai tempat ibadah di lokasi itu, kemudian dibangun ulang dan disempurnakan oleh Nabi Sulaiman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Masjid pertama yang dibangun di bumi adalah Masjidil Haram, lalu Masjid Al-Aqsa. Dan jarak waktu antara keduanya adalah 40 tahun.”
(HR. Bukhari No. 3366)
🔹 3. Peristiwa Isra’ Mi’raj (621 M)
📅 Tahun ke-10 kenabian (sebelum hijrah ke Madinah) 🐪 Nabi Muhammad ﷺ melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa, lalu naik ke langit (Mi’raj). 📍 Masjid Al-Aqsa pada masa ini mungkin tidak memiliki bangunan megah, tapi tetap dikenal sebagai tempat suci, bekas ibadah para nabi sebelumnya.
“Aku dibawa ke Baitul Maqdis, mengikat Buraq, dan shalat dua rakaat di dalam masjid.”
(HR. Muslim No. 162a)
🔹 4. Penaklukan Yerusalem oleh Khalifah Umar bin Khattab (637 M)
📅 Sekitar 5 tahun setelah wafatnya Nabi ﷺ 🌿 Umar menemukan lokasi Masjid Al-Aqsa dalam keadaan terbengkalai dan penuh sampah, lalu membersihkannya dan mendirikan masjid sederhana di tempat itu. 🕌 Inilah awal pembangunan fisik Masjid Al-Aqsa versi Islam, di atas situs lama yang telah suci.
🔹 5. Pembangunan Kubah Batu dan Masjid Besar oleh Dinasti Umayyah (sekitar 691 M)
📅 Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan 🏗️ Dibangun struktur masjid permanen dan Dome of the Rock (Kubah Batu) — ini adalah bangunan yang sering disalahpahami sebagai Masjid Al-Aqsa, padahal Masjid Al-Aqsa adalah bangunan di selatan kompleks tersebut.
📌 Poin Penting:
✔️ Kesucian Masjid Al-Aqsa sudah ada sejak ribuan tahun, walau bangunannya berubah-ubah. ✔️ Masjid bukan hanya bangunan, tapi tempat sujud/ibadah yang disucikan. ✔️ Isra’ Mi’raj terjadi ke tempat yang secara spiritual sudah menjadi masjid, meski fisiknya sederhana atau belum dibangun besar.