Apakah Nabi Muhammad menjiplak agama2 sebelumnya?
- Dalil dari Al-Qur’an
a. Nabi Tidak Bisa Membaca dan Menulis
Surat Al-‘Ankabut (29:48)
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu Kitab pun dan tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (kamu pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkari.”
▶ Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah belajar dari kitab-kitab sebelumnya, sehingga mustahil beliau menjiplaknya.
b. Al-Qur’an Diturunkan oleh Allah, Bukan Hasil Belajar dari Ahli Kitab
Surat Al-Furqan (25:4-6)
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘(Al-Qur’an) ini hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain.’ Sungguh, mereka telah berbuat zalim dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, ‘Dongeng-dongeng orang terdahulu yang dimintanya supaya dituliskan, lalu dibacakan kepadanya setiap pagi dan petang.’ Katakanlah, ‘Al-Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.’”
▶ Allah menegaskan bahwa tuduhan bahwa Nabi menyalin dongeng orang-orang terdahulu adalah tidak benar.
c. Kaum Musyrik Mengatakan Al-Qur’an dari Manusia, Tapi Allah Menegaskannya Sebagai Wahyu
Surat An-Nahl (16:103)
“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, ‘Sesungguhnya Al-Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).’ Padahal, bahasa orang yang mereka tuduhkan (memberi pelajaran) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam (non-Arab), sedangkan (Al-Qur’an) ini adalah dalam bahasa Arab yang jelas.”
▶ Nabi tidak belajar dari seorang manusia, karena orang yang mereka tuduhkan sebagai guru Nabi bukan orang Arab, sedangkan Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang fasih.
d. Tantangan Allah untuk Mendatangkan Kitab Seperti Al-Qur’an
Surat Al-Isra’ (17:88)
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.’”
▶ Jika Al-Qur’an hanya sekadar tiruan dari kitab-kitab sebelumnya, tentu manusia dan jin bisa membuat yang serupa. Tetapi Allah menantang mereka dan memastikan bahwa tidak ada yang bisa menandinginya.
- Dalil dari Hadits
a. Nabi Tidak Pernah Belajar dari Ahli Kitab
Diriwayatkan oleh Aisyah r.a., bahwa Nabi ﷺ sebelum menerima wahyu sering menyendiri di Gua Hira untuk beribadah. Setelah wahyu pertama turun, beliau ketakutan dan berkata kepada Khadijah r.a.:
“Aku khawatir terjadi sesuatu pada diriku.”
(HR. Bukhari no. 3, Muslim no. 160)
▶ Ini menunjukkan bahwa Nabi tidak pernah mempelajari kitab-kitab sebelumnya atau memiliki pengetahuan tentang wahyu sebelum diturunkan.
b. Al-Qur’an Diturunkan Secara Bertahap, Bukan Diajarkan oleh Manusia
Dari Abdullah bin Abbas r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang-orang Yahudi berkata kepada Nabi, ‘Jika engkau benar seorang Nabi, maka turunkanlah Al-Qur’an sekaligus seperti Taurat diturunkan kepada Musa.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya: ‘Dan Al-Qur’an itu Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar engkau membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya secara bertahap.’ (Al-Isra’: 106).”
(HR. Bukhari no. 4993)
▶ Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukan hasil dari menyalin kitab-kitab terdahulu, tetapi merupakan wahyu yang turun secara bertahap.
Kesimpulan
• Al-Qur’an bukan hasil jiplakan, karena Nabi Muhammad ﷺ tidak bisa membaca dan menulis (Al-‘Ankabut: 48).
• Allah menegaskan bahwa tuduhan Nabi belajar dari manusia adalah salah (An-Nahl: 103).
• Jika benar Al-Qur’an ditiru dari kitab lain, manusia dan jin pasti bisa membuat yang serupa, tetapi mereka tidak mampu (Al-Isra’: 88).
• Nabi ﷺ tidak pernah belajar dari ahli kitab sebelum menerima wahyu (HR. Bukhari no. 3, Muslim no. 160).
Jadi, tuduhan bahwa Nabi Muhammad ﷺ menjiplak kitab-kitab sebelumnya tidak berdasar dan telah dibantah dengan dalil yang kuat dari Al-Qur’an dan hadits.
Tambahan :
Apakah Islam “Menyadur” Agama Sebelumnya
- Islam adalah Agama yang Diturunkan Langsung dari Allah, Bukan Saduran
Islam bukanlah ajaran yang menyadur atau meniru agama-agama sebelumnya, melainkan agama yang diturunkan langsung dari Allah sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad ﷺ.
Allah berfirman dalam QS. Al-Ma’idah: 3:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
Islam adalah kesempurnaan wahyu terakhir, bukan saduran dari ajaran sebelumnya.