Apakah Nabi Muhammad SAW diutus oleh Tuhan yng sama seperti Tuhannya Nabi Isa, Nabi Musa, dll?

3duniaindigo.com

Pernyataan tersebut mempertanyakan apakah Nabi Muhammad ﷺ benar-benar diutus oleh Tuhan yang sama dengan Tuhan yang disembah oleh umat sebelumnya, khususnya dari agama yang muncul di Israel (Yahudi dan Nasrani).

Jawabannya : Islam dengan tegas menjawab “Ya”, bahwa Allah yang mengutus Nabi Muhammad ﷺ adalah Tuhan yang sama dengan yang mengutus para nabi sebelumnya, termasuk Nabi Musa (as) dan Nabi Isa (as).

  1. Allah dalam Islam adalah Tuhan yang Sama dengan Allah para Nabi Sebelumnya

Dalam Islam, Allah yang disembah oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah Allah yang sama yang diimani oleh Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi-nabi lainnya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

Al-Qur’an:
• QS. Al-Ankabut: 46
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan katakanlah: ‘Kami beriman kepada (kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu, dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.’”
(Makna: Tuhan yang disembah oleh umat Islam adalah Tuhan yang sama yang disembah oleh para Nabi terdahulu, termasuk dalam kitab-kitab sebelumnya.)
• QS. As-Saff: 6
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: ‘Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad (Muhammad).’”
(Makna: Nabi Isa (Yesus) sendiri telah mengabarkan kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir.)
• QS. Al-Ma’idah: 44
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Dengan kitab itu, para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi keputusan hukum bagi orang-orang Yahudi, demikian pula orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka…”
(Makna: Allah mengakui kitab Taurat sebagai wahyu-Nya, tetapi Islam datang untuk menyempurnakan ajaran sebelumnya.)

  1. Muhammad ﷺ adalah Nabi yang Ditunggu dalam Kitab-Kitab Sebelumnya

Dalam kitab-kitab sebelumnya, terdapat nubuat tentang kedatangan seorang nabi terakhir yang diutus Allah setelah Nabi Isa (Yesus).
• Yesaya 29:12 (Alkitab)
“Dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: ‘Baiklah baca ini,’ maka ia akan menjawab: ‘Aku tidak dapat membaca.’”
(Makna: Ini mirip dengan kejadian ketika Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu pertama di gua Hira dan menjawab ‘Aku tidak bisa membaca’ saat Jibril menyuruhnya membaca.)
• Ulangan 18:18 (Alkitab)
“Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang nabi dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
(Makna: ‘Dari antara saudara mereka’ bisa merujuk kepada keturunan Ismail, saudara Ishak, yang adalah nenek moyang bangsa Arab. Muhammad ﷺ berasal dari keturunan Ismail.)
• Yohanes 16:12-14 (Alkitab)
“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakannya…”
(Makna: Ini menunjukkan bahwa masih ada wahyu setelah Yesus. Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu dari Jibril dan tidak berbicara atas keinginannya sendiri, melainkan berdasarkan apa yang Allah wahyukan kepadanya.)

  1. Muhammad ﷺ Menerima Wahyu dari Allah di Gua Hira, Bukan dari Sumber Lain

Nabi Muhammad ﷺ tidak menerima wahyu dari selain Allah, melainkan melalui malaikat Jibril. Peristiwa ini dijelaskan dalam hadits:
• HR. Bukhari, no. 3
“Malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Bacalah!’ Aku menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca.’ Kemudian dia mendekapku hingga aku merasa kesulitan bernapas, lalu melepaskanku dan berkata lagi, ‘Bacalah!’ Aku menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca.’ Kemudian dia mendekapku untuk kedua kalinya hingga aku merasa kesulitan bernapas, lalu melepaskanku dan berkata, ‘Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan…’”
(Makna: Wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad ﷺ bukan berasal dari pikirannya sendiri, melainkan datang dari Allah melalui malaikat Jibril.)

  1. Islam Menyempurnakan Agama Sebelumnya, Bukan Menyalahi

Islam tidak datang untuk menentang ajaran para nabi sebelumnya, tetapi untuk menyempurnakannya.
• QS. Al-Ma’idah: 3
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
(Makna: Ajaran Islam adalah penyempurna dari agama-agama sebelumnya.)
• HR. Bukhari, no. 3535
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Perumpamaan aku dengan nabi-nabi sebelumku seperti seseorang yang membangun rumah, lalu dia memperindah dan menyempurnakannya, kecuali satu batu bata di sudutnya. Orang-orang pun mengelilingi rumah itu dan mengaguminya, tetapi berkata, ‘Mengapa tidak ada satu batu bata di sini?’ Akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para nabi.”
(Makna: Nabi Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir yang menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya.)

Kesimpulan
1. Allah yang mengutus Nabi Muhammad ﷺ adalah Tuhan yang sama yang mengutus Nabi Musa, Isa, dan nabi-nabi sebelumnya.
2. Kitab-kitab sebelumnya telah meramalkan kedatangan Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi terakhir.
3. Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril di gua Hira, bukan dari sumber lain.
4. Islam bukan agama baru, tetapi penyempurna dari agama-agama sebelumnya.

Dengan demikian, pernyataan bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak diutus oleh Tuhan yang sama dengan agama-agama sebelumnya adalah salah, karena dalam Islam, semua nabi membawa ajaran tauhid yang sama, hanya saja Islam datang sebagai penyempurna ajaran tersebut.

Scroll to Top