Apakah Tafsir Klasik Hanya Rekonstruksi Modern? Saya Jawab Tuduhan terhadap Mushaf dan Tafsir Al-Qur’a

3duniaindigo.com

1. Apakah Mushaf Al-Qur’an versi lengkap baru ada tahun 1924?

Saya jawab: Tidak. Mushaf cetakan 1924 bukan Al-Qur’an pertama, tapi hanya penyelarasan bacaan (qira’at) yang dibakukan.

Sejarahnya: Cetakan 1924 di Kairo adalah hasil standarisasi Mushaf berdasarkan riwayat Hafsh dari ‘Ashim, salah satu dari 10 Qira’at mutawatir yang sah dalam Islam.

Faktanya: Sebelum 1924, sudah banyak Mushaf tertulis dan tercetak: baik tulisan tangan (manuskrip) maupun cetakan awal, misalnya Mushaf cetakan Kazan (1801) dan berbagai mushaf dari India dan Turki. Mushaf Tertua seperti: Mushaf Topkapi (abad ke-1-2 H) Mushaf Samarkand / Tashkent (sekitar abad ke-2 H) Manuskrip Birmingham (ditulis ± antara 568–645 M) – berdasarkan karbon-14, sezaman dengan Nabi Muhammad ﷺ.

Al-Qur’an dijamin otentik:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.”

(QS Al-Hijr: 9)

2. Kalau mushaf cetakan 1924 baru dibakukan, maka para mufassir sebelumnya menafsirkan dari apa?

Saya jawab: dari Mushaf dan hafalan yang sudah menyebar luas sejak masa sahabat dan tabi’in.

Tafsir Al-Ṭabarī, Al-Qurṭubī, Al-Baghawī, dan Al-Zamakhsyarī ditulis berabad-abad sebelum 1924, ketika mushaf sudah disalin dan disebarkan.

Mereka tidak “menebak” ayat, tapi menafsirkan berdasarkan mushaf standar Utsmani yang disalin dan diwariskan.

Hadits Shahih tentang Mushaf Standar:

Dari Anas bin Malik: “Utsman bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit dan beberapa Quraisy lainnya untuk menyalin mushaf berdasarkan satu bacaan…” (HR. Bukhari)

Catatan ilmiah:

Manuskrip manuskrip dari abad ke-1-2 Hijriyah (sudah ditemukan di Yaman, Mesir, Turki, dst.) Banyak tafsir disusun berdasarkan riwayat sanad langsung dari para sahabat yang hafal Qur’an.

3. Ga ada yang bisa diverifikasi secara empiris?

Saya jawab: banyak sekali manuskrip tafsir kuno yang terverifikasi secara ilmiah dan tersedia dalam katalog digital internasional.

Contoh manuskrip asli (dalam tulisan tangan):

Tafsir al-Ṭabarī: disalin sejak abad ke-4 H. Salah satu manuskripnya ada di Dar al-Kutub al-Misriyya (Kairo).

Tafsir al-Qurṭubī: manuskrip abad ke-7 H tersimpan di beberapa perpustakaan Maroko dan Andalusia.

Tafsir Zamakhsyarī (al-Kasysyaf): salinan awal abad ke-6 H masih ada, seperti yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Prancis (BNF).

Ilmu Paleografi Arab (kajian tulisan kuno Arab) telah memverifikasi banyak dari teks-teks ini berdasarkan tinta, gaya tulisan, dan bahan kertas.

4. Apakah penerbit modern mengedit tafsir agar cocok dengan mushaf cetakan 1924?

Saya jawab: Tidak. Tafsir klasik sudah ada jauh sebelum 1924 dan isinya mengutip ayat-ayat sesuai mushaf standar dari abad ke-1 H.

Cetakan modern hanyalah usaha pelestarian – biasanya berupa tahqiq (verifikasi manuskrip dengan metode ilmiah) tanpa mengubah isi.

Contoh:

Kitab Tafsir al-Ṭabarī versi cetak oleh Dar al-Ma’rifah hanya membandingkan manuskrip untuk memastikan kesesuaian. Ada edisi “muhaqqaq” yang menjelaskan mana teks asli dan mana catatan editor.

5. Apakah tafsir klasik benar-benar berasal dari ulama asli?

Saya jawab: Ya. Sanad dan isnad dalam tradisi Islam sangat ketat.

Hadis Nabi ﷺ:

“Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari, Muslim)

Maka para ulama tafsir pun sangat berhati-hati menyampaikan penafsiran dengan sanad (rantai perawi) dari Nabi, sahabat, tabi’in, hingga ke mufassir itu sendiri.

Contoh:

Tafsir Al-Ṭabarī memuat ribuan atsar dari sahabat dan tabi’in. Ada banyak catatan penulis dan murid-murid yang menyaksikan penulisan kitab.

6. Apakah warisan tafsir hanyalah rekonstruksi modern?

Saya jawab: Tidak. Justru Islam adalah salah satu tradisi agama yang paling teliti dalam pelestarian ilmu.

Ilmu hadis, tafsir, qira’at, dan fiqh memiliki:

Sanad Ijazah Silsilah keilmuan yang tersambung hingga Nabi

Bahkan Imam Nawawi, Imam Syafi’i, dan Ibnu Taimiyah memiliki silsilah keilmuan yang terdokumentasi.

Berikut ayat pendukung dari Kitab Perjanjian Lama / Baru

Perjanjian Lama (Ulangan 18:18):

“Aku akan membangkitkan seorang nabi seperti engkau dari antara saudara-saudaramu…”

→ Ini merujuk pada Nabi Muhammad ﷺ.

Yohanes 16:13:

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran…”

→ Ulama Islam menafsirkan ini sebagai nubuat tentang Nabi Muhammad ﷺ.

Fakta Ilmiah dan Sejarah

Manuskrip Qur’an sudah ditulis sejak abad ke-1 H (abad ke-7 M) → diverifikasi dengan radiokarbon dan metode paleografi. Tradisi hafalan Qur’an dan tafsir bersifat kolektif dan berantai. → Tidak bergantung pada satu manuskrip saja. Pusat digitalisasi dunia Islam (seperti King Saud University, Qatar Digital Library, Al-Azhar) memiliki ribuan manuskrip tafsir dan Qur’an dari abad-abad awal.

Jadi?

-Cetakan Qur’an 1924 bukan Qur’an pertama, melainkan standarisasi bacaan.

-Tafsir klasik berasal dari ulama asli, disusun berdasarkan mushaf dan riwayat yang ada sejak masa sahabat.

-Manuskrip tafsir klasik bisa diverifikasi secara ilmiah dan tersedia hingga kini.

-Tuduhan bahwa tafsir hanyalah hasil “rekonstruksi modern” adalah bentuk ketidaktahuan sejarah dan keilmuan Islam.

Scroll to Top