Apakah benar jumlah ateis paling banyak justru di negara-negara Muslim, seperti Arab?
1. Data Survei Global
Survei WIN/Gallup International (2012) menunjukkan bahwa di Arab Saudi, sekitar 5% orang menyatakan diri mereka sebagai “ateis meyakini” (convinced atheists), dan 19% sebagai “tidak religius” . Skala Arab secara keseluruhan: sekitar 2% yang mengaku athies; sedangkan yang “tidak religius” bisa mencapai 18% . Di negara-negara lain: Iran (2020): sekitar 8.8% menyebut dirinya ateis, dan 22.2% tidak memiliki agama terorganisir . Negara Muslim lainnya (Indonesia ~0.19%, Malaysia ~3%, Pakistan ~1%, Palestina ~1%) menunjukkan angka ateis yang relatif rendah .
2. Rendahnya Representasi Ateis di Banyak Negara Muslim
Data survei dari Arab Barometer (2018–2019) menunjukkan bahwa di sejumlah negara Arab, sangat sedikit responden melaporkan mengenal ateis dalam komunitas mereka (<1%) . Di negara-negara seperti Jordan, Mesir, Irak, persentase ateis yang mengidentifikasi diri sangat rendah, seringkali di bawah 1% .
3. Faktor Sosial dan Politik yang Memengaruhi Pelaporan
Di banyak negara Arab, menyatakan diri sebagai ateis bisa berisiko besar, termasuk pengucilan sosial atau ancaman hukum (seperti tuduhan “murtad” atau penghinaan terhadap agama) . Banyak orang ketidakreligiusan mereka tidak diungkapkan secara publik karena stigma, sehingga data survei kemungkinan mengalami underrreporting .
4. Bagaimana dengan Klaim “Ateis Paling Banyak di Negara Muslim”?
Tidak ada data yang mendukung klaim tersebut. Justru sebaliknya, mayoritas negara Muslim—terutama di Timur Tengah—menunjukkan persentase ateisme yang sangat kecil. Negara dengan jumlah ateis tertinggi secara global—seperti Korea, Jepang, China—bukan negara Muslim .
Jadi? Klaim bahwa negara Muslim—terutama negara Arab—menjadi tempat dengan jumlah ateis terbanyak tidak terbukti secara faktual. Sebaliknya, survei menunjukkan bahwa ateisme masih merupakan minoritas di dunia Muslim, meskipun ada tren peningkatan ketidakreligiusan yang tidak diungkapkan secara terbuka.