Proses Turunnya Hujan: Antara Wahyu dan Sains
Pendahuluan
Air adalah sumber kehidupan. Tanpa hujan, bumi akan gersang dan kehidupan akan punah. Menariknya, Al-Qur’an telah menyebutkan proses turunnya hujan lebih dari 1400 tahun yang lalu dengan deskripsi yang mengagumkan. Kini, ilmu pengetahuan modern telah membuktikan banyak dari pernyataan tersebut. Dalam tulisan ini, kita akan membahas proses turunnya hujan berdasarkan Al-Qur’an, Hadis Nabi Muhammad ﷺ, dan temuan ilmiah modern.
1. Ayat Al-Qur’an tentang Turunnya Hujan
Surat Ar-Rum (30): 48
“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya; maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.”
Makna Ayat:
Angin berperan dalam membentuk dan menggerakkan awan. Awan dikumpulkan dan digumpalkan menjadi awan besar (cumulonimbus). Dari awan tersebut, hujan turun.
Ayat ini menggambarkan proses yang selaras dengan temuan ilmu meteorologi modern.
2. Hadis Nabi Muhammad ﷺ
Dalam Sahih Bukhari dan Muslim, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ ketika melihat awan tebal dan angin kencang, beliau berdoa:
“Allahumma inni a’udzu bika min syarriha”
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya.”
Lalu saat hujan turun, beliau bersyukur dan menyatakan:
“Hujan ini adalah rahmat.” (HR. Bukhari)
Ini menunjukkan bahwa hujan adalah anugerah, bukan sekadar fenomena alam.
3. Penjelasan Ilmiah Proses Terbentuknya Hujan
Ilmu meteorologi menjelaskan proses hujan dalam tahapan berikut:
a. Evaporasi (Penguapan)
Air dari laut, danau, sungai, dan tumbuhan menguap akibat panas matahari, naik ke atmosfer dalam bentuk uap air.
b. Kondensasi
Uap air naik dan mendingin, lalu berubah menjadi butiran air atau kristal es, membentuk awan.
c. Koalesensi (Penggabungan)
Butiran air di awan bertabrakan dan bergabung, menjadi lebih besar dan berat.
d. Presipitasi (Turunnya Hujan)
Saat butiran air cukup berat, ia jatuh ke bumi sebagai hujan. Bila suhu cukup rendah, ia bisa turun sebagai salju atau hujan es.
4. Kesesuaian Sains dengan Al-Qur’an
Para ilmuwan modern mengakui bahwa deskripsi Al-Qur’an sangat akurat. Sebuah penelitian dalam jurnal “Atmospheric Research” menunjukkan bahwa proses kondensasi dan koalesensi memang penting dalam pembentukan hujan.
Dr. Maurice Bucaille, seorang ilmuwan dan penulis buku “The Bible, The Qur’an and Science”, menulis:
“Deskripsi Al-Qur’an mengenai pembentukan hujan sangat konsisten dengan pengetahuan ilmiah modern.”
5. Refleksi Iman
Keteraturan alam semesta ini bukanlah kebetulan. Proses hujan yang rumit tapi konsisten menunjukkan adanya desain cerdas dari Sang Pencipta.
“Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.”
(QS Qaf: 9)
Jadi?
Hujan bukan hanya fenomena cuaca. Ia adalah tanda kekuasaan Allah, bukti kasih sayang-Nya kepada makhluk-Nya, dan pengingat bagi manusia agar bersyukur dan merenungi kebesaran-Nya. Dengan memahami proses hujan dari sudut pandang Al-Qur’an, Hadis, dan sains, semoga kita semakin menguatkan iman kepada Allah ﷻ.