
Benarkah Ahmed Deedat Meninggal Tragis Karena Menghina Yesus?
- Tidak Ada dalam Islam bahwa Penyakit Adalah Hukuman karena Menghina Yesus
Dalam Islam, penyakit bukan bukti bahwa seseorang dimurkai Allah, karena:
“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS Al-Baqarah: 155)
Ujian seperti sakit adalah sarana penghapus dosa dan pengangkat derajat, bukan tanda murka atau kutukan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu musibah, penyakit, kesedihan… melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya karenanya, bahkan duri yang menusuknya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
- Ahmed Deedat Tidak Pernah Menghina Nabi Isa (Yesus) — Justru Membelanya
Dalam setiap debat dan tulisan, Deedat tidak menghina Yesus, tetapi justru menunjukkan kecintaan dan pembelaannya terhadap Isa ‘Alaihissalam, yang juga adalah nabi agung dalam Islam.
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat berkata: ’Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan suatu kalimat (yaitu): Isa Al-Masih putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat…”
(QS Ali Imran: 45)
Dalam setiap debat, yang dikritik oleh Deedat adalah distorsi ajaran Isa, seperti doktrin trinitas dan ketuhanan Yesus, bukan pribadi Yesus.
“Isa bin Maryam tidak lain hanyalah seorang rasul; sungguh telah berlalu beberapa rasul sebelum dia…”
(QS Al-Ma’idah: 75)
Jadi sangat keliru jika menuduh beliau “menghina Yesus”, padahal yang ia sampaikan adalah konsep tauhid murni, sebagaimana juga diajarkan oleh para nabi sebelumnya.
- Yesus Sendiri (Dalam Alkitab) Tidak Pernah Mengajarkan Trinitas
Bahkan dalam Perjanjian Baru, Yesus berkata:
“Allah itu Esa.”
(Markus 12:29)
“Bapa lebih besar daripada aku.”
(Yohanes 14:28)
Pernyataan ini selaras dengan misi Deedat — menyampaikan bahwa Yesus adalah utusan Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri.
- Kematian Tragis = Hukuman? Tidak Konsisten Juga Bila Dibalik
Jika logika “sakit adalah hukuman” dipakai, maka logika ini akan meruntuhkan keyakinan Kristen sendiri, karena menurut Alkitab:
- Nabi Ayub sakit parah bertahun-tahun, bukan karena dosa, tetapi untuk menguji kesabarannya.
(Ayub 1–2) - Yesus disalib dan menderita secara tragis menurut Injil. Apakah itu bukti kehinaan? Tentu tidak menurut iman Kristen.
Jadi menderita tidak bisa dijadikan ukuran bahwa seseorang “menghina Tuhan” atau “dikutuk” — ini bukan ajaran dalam Islam maupun kitab sebelumnya.
- Ahmed Deedat Meninggal dalam Keimanan dan Keteguhan
Walaupun mengalami stroke dan tak mampu bicara selama 9 tahun, beliau tetap berdakwah melalui tulisan dan ekspresi, serta wafat dalam keimanan yang teguh, dishalatkan oleh ribuan orang, termasuk para ulama besar dunia.
Bahkan dokter Kristen yang merawatnya di rumah sakit, menyaksikan ketegaran dan akhlak beliau, bukan kebencian.