Benarkah Al Quran itu sekedar dogma dan tidak ada saksi yg melihat?

3duniaindigo.com

Widodo Sa

  1. Al-Qur’an Memiliki Bukti Kuat dan Turun dengan Disaksikan Banyak Orang

Al-Qur’an bukanlah wahyu yang turun secara diam-diam atau rahasia. Ia diwahyukan secara bertahap kepada Nabi Muhammad ﷺ selama 23 tahun di berbagai tempat dan dihadiri oleh para sahabat dan dicatat serta dihafal sejak awal.

Surah Al-Hijr ayat 9:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya

Artinya: Al-Qur’an dijamin keasliannya langsung oleh Allah dan diturunkan kepada Rasulullah ﷺ di tengah umatnya

  1. Al-Qur’an Memiliki Banyak Saksi—Para Sahabat yang Menghafal dan Mencatat Wahyu
    • Setiap ayat Al-Qur’an yang turun langsung dihafalkan oleh para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, dan lainnya.
    • Mereka menyaksikan turunnya wahyu, bahkan kadang langsung dalam peristiwa tertentu (asbāb an-nuzūl).

Surah Al-Baqarah ayat 2:

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Al-Qur’an adalah kitab yang bisa diklarifikasi, karena diturunkan dalam lingkungan yang terbuka dan dijaga secara lisan dan tulisan.

  1. Nabi Muhammad ﷺ Memiliki Banyak Mujizat

Tuduhan bahwa Nabi Muhammad hanya memiliki “tompel” sebagai tanda kenabian adalah penghinaan yang bertentangan dengan sejarah dan hadits sahih. Dalam Islam, Nabi Muhammad memiliki banyak mujizat, di antaranya:

a. Mujizat Al-Qur’an itu sendiri

Al-Qur’an adalah mujizat terbesar, karena tidak ada satu pun manusia atau jin yang mampu menandinginya.

Surah Al-Isra’ ayat 88:

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, walaupun mereka saling membantu satu sama lain.’”

b. Air Memancar dari Jari-jari Rasulullah ﷺ

“Aku melihat air memancar dari jari-jemari Rasulullah ﷺ ketika kami kehausan saat perang.”
(HR. Bukhari, no. 3576)

c. Makanan Berkah dan Bertambah dalam Jumlah Sedikit

“Rasulullah ﷺ pernah memberi makan 100 orang dari makanan cukup untuk satu orang.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

d. Isra’ Mi’raj (Perjalanan Langit)

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa…”
(QS. Al-Isra’: 1)

Ini adalah mujizat fisik dan ruhani, tidak masuk akal menurut logika manusia biasa, namun diimani oleh umat Islam karena wahyu ilahi.

  1. Apakah Keimanan Muslim Sekadar “Dogma”? Saya jawab : SALAH!

Islam mengajak umatnya untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal, bukan sekadar percaya buta.

Surah Ali Imran ayat 190-191:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal…”

Keimanan dalam Islam didasarkan pada ilmu, dalil, dan bukti, bukan doktrin kosong.

  1. Nabi Muhammad ﷺ Bukan Sekadar “Diyakini”—Tapi Dibuktikan oleh Sejarah
    • Nabi Muhammad ﷺ diakui bahkan oleh musuh-musuhnya sebagai orang jujur (Al-Amin), bahkan sebelum diangkat menjadi nabi.
    • Beliau tidak menulis wahyu sendiri, bahkan beliau tidak bisa membaca dan menulis (ummi), sehingga tidak mungkin beliau mengarang Al-Qur’an.

Surah Al-A’raf ayat 157:

“…(yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis), yang mereka temukan tertulis dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka…”

6. Membandingkan Rasulullah ﷺ dengan Paulus adalah Keliru
• Paulus bukan murid langsung Nabi Isa, tidak pernah bertemu Nabi Isa, dan mengubah banyak ajaran Yesus menjadi konsep Trinitas dan penebusan dosa.
• Rasulullah Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir dan langsung menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril.

Jadi?
• Al-Qur’an bukan dogma kosong, tapi wahyu Allah yang diturunkan dengan saksi nyata dan dijaga keasliannya.
• Nabi Muhammad ﷺ memiliki banyak mujizat nyata, bukan sekadar “tompel”.
• Islam bukanlah agama yang membungkam akal, melainkan mengajak manusia berpikir dan menggunakan nalar.

Scroll to Top