Surah Al-Baqarah (2:193) berbunyi:
“Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah, dan (sampai) agama hanya untuk Allah semata. Tetapi jika mereka berhenti (dari memusuhi kalian), maka tidak ada lagi permusuhan, kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 193)
Penjelasan Ayat
Ayat ini turun dalam konteks umat Islam menghadapi penindasan dan penganiayaan oleh kaum musyrikin Mekah. Berikut adalah poin-poin utama dari ayat ini:
1. Tujuan Peperangan dalam Islam
• Islam hanya memperbolehkan peperangan dalam rangka membela diri, mengakhiri penindasan, dan memastikan kebebasan beragama. Istilah “fitnah” dalam ayat ini merujuk pada penindasan, penganiayaan, dan usaha kaum musyrikin untuk memaksa kaum Muslim keluar dari agama mereka.
• “Agama hanya untuk Allah” berarti kebebasan beribadah tanpa paksaan dan tanpa ancaman dari pihak lain.
2. Perintah untuk Menghentikan Peperangan Jika Musuh Berhenti
• Jika pihak musuh menghentikan permusuhan atau penganiayaan, umat Islam diwajibkan untuk menghentikan peperangan. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak mendukung peperangan yang berlarut-larut atau agresi tanpa sebab.
• Hanya orang-orang yang tetap melakukan kezaliman yang menjadi pengecualian, dan mereka bisa diperangi sampai kezaliman mereka berhenti.
3. Keadilan dalam Berperang
• Ayat ini menegaskan bahwa Islam mengajarkan keadilan dalam peperangan. Perang bukan untuk balas dendam atau mencari keuntungan, tetapi untuk mengakhiri kezaliman dan menjaga kedamaian.
Pelajaran yang Dapat Diambil
1. Kebebasan Beragama adalah Hak Asasi
Islam sangat menghargai kebebasan beragama dan melarang segala bentuk pemaksaan dalam beribadah. Perang dalam Islam hanya boleh dilakukan untuk melindungi kebebasan ini.
2. Islam Mengutamakan Perdamaian
Jika musuh berhenti memerangi dan menunjukkan niat untuk berdamai, maka perdamaian harus dijunjung tinggi. Ini menunjukkan bahwa tujuan akhir dari segala bentuk perjuangan dalam Islam adalah kedamaian dan keadilan.
3. Larangan Agresi
Islam tidak membenarkan agresi atau perang tanpa alasan yang sah. Hanya mereka yang melakukan kezaliman terus-menerus yang bisa dihadapi dengan tindakan tegas.
Ayat ini memberikan pedoman tentang etika berperang dalam Islam, yang berakar pada prinsip keadilan, kebebasan, dan perdamaian.