Ekspansi Alam Semesta: Ketika Ilmu Modern Menyusul Wahyu Illahi Al Quran

3duniaindigo.com

Ekspansi Alam Semesta: Ketika Ilmu Modern Menyusul Wahyu Ilahi

Sejak zaman dahulu, manusia telah mengamati langit dan bertanya-tanya: apakah alam semesta ini statis, ataukah terus berubah? Pertanyaan itu akhirnya dijawab oleh ilmu pengetahuan modern, khususnya melalui teori ekspansi alam semesta. Namun, yang mengejutkan banyak ilmuwan muslim adalah: konsep ini ternyata sudah tersirat dalam Al-Qur’an sejak 14 abad lalu.

Teori Ekspansi Alam Semesta

Pada tahun 1929, astronom Edwin Hubble menemukan bahwa cahaya dari galaksi-galaksi jauh tampak “bergeser ke merah” (redshift), sebuah indikasi bahwa galaksi-galaksi itu sedang menjauh dari kita. Ini berarti alam semesta sedang mengembang. Penemuan ini mengguncang dunia sains dan memperkuat Teori Big Bang.

Dengan teknologi modern seperti teleskop James Webb, kita sekarang tahu bahwa ruang itu sendiri meluas, bukan sekadar bintang-bintang yang bergerak menjauh.

Ekspansi Alam Semesta dalam Al-Qur’an

Salah satu ayat yang paling jelas tentang hal ini adalah:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.”

(QS Adz-Dzariyat: 47)

Analisis Bahasa:

Kata “musii’uun” (مُوسِعُونَ) berasal dari akar kata awsa‘a, yang berarti meluaskan atau memperluas terus-menerus. Bentuknya dalam bahasa Arab menunjukkan proses berkelanjutan, bukan kejadian sesaat.

Ini sangat sesuai dengan teori ekspansi alam semesta yang menyatakan bahwa perluasan ruang terus terjadi hingga sekarang.

Ayat-Ayat Lain yang Menguatkan

QS Fushshilat: 11 “Kemudian Dia menuju kepada langit dan langit itu masih berupa asap…”
Menunjukkan bahwa langit tercipta dari gas atau kabut kosmik, konsisten dengan teori bahwa setelah Big Bang, alam semesta dipenuhi plasma panas dan gas. QS Al-Anbiya’: 30 “Langit dan bumi dulunya adalah sesuatu yang padu, lalu Kami pisahkan keduanya.”
Menunjukkan pemisahan dan pengembangan dari satu titik asal — inti dari teori Big Bang dan ekspansi.

Perspektif Ulama dan Tafsir

Tafsir Ibnu Katsir: meskipun tidak membahas ekspansi dalam istilah fisika, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Allah mengatur langit dan bumi dengan sistem yang terus berjalan. Muhammad Asad (The Message of the Qur’an): menyebut ayat QS 51:47 sebagai “amazing anticipation of modern cosmology”.

Hadits dan Ilmu Falak Islam

Meskipun tidak ada hadits eksplisit tentang ekspansi, ilmu falak (astronomi Islam klasik) telah lama mengamati pergerakan langit dan orbit benda langit yang teratur.

Contoh hadits tentang alam langit:

“Tidakkah kalian melihat ke langit, bagaimana ia ditinggikan?”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits seperti ini mengisyaratkan perenungan terhadap ciptaan langit, yang kini dibuktikan terus mengalami perubahan bentuk, jarak, bahkan ekspansi.

Ketika Sains dan Wahyu Bertemu

Kesesuaian antara ayat Al-Qur’an dengan teori ekspansi menunjukkan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Bahkan sebaliknya, menjadi inspirasi bagi penemuan ilmiah baru.

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru alam dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar.”

(QS Fushshilat: 53)

Kesimpulan

Ayat tentang ekspansi alam semesta di QS Adz-Dzariyat: 47 bukan sekadar puisi langit. Ia adalah petunjuk ilmiah yang baru dipahami manusia berabad-abad setelah diturunkan. Ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, yang melampaui ruang dan waktu.

Referensi:

Al-Qur’an dan Tafsir Ibnu Katsir Muhammad Asad – The Message of the Qur’an NASA.gov – Cosmology Edwin Hubble – Redshift & Expanding Universe Tafsir Al-Mishbah – Quraish Shihab

Scroll to Top