
HUJAN DAN AIR TANAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SAINS MODERN
Pendahuluan
Air merupakan salah satu nikmat Allah yang sangat vital bagi kehidupan. Proses turunnya hujan dan tersimpannya air di dalam tanah merupakan fenomena yang tidak hanya dijelaskan dalam ilmu pengetahuan modern, tetapi juga telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits lebih dari 1400 tahun yang lalu.
1. Proses Hujan dalam Al-Qur’an
Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan dari langit air (hujan) menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.”
(QS. Al-Mu’minun: 18)
Ayat ini menggambarkan tiga proses penting:
Penurunan hujan secara terukur (presipitasi), Infiltrasi air ke dalam tanah, Potensi penguapan atau kehilangan sumber air.
2. Air Tanah dalam Perspektif Hadits
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api.”
(HR. Abu Dawud)
Hadits ini menjelaskan bahwa air merupakan hak bersama, termasuk di dalamnya air tanah yang berasal dari proses penyerapan hujan.
3. Penjelasan Ilmiah: Proses Hujan dan Air Tanah
Menurut sains modern, proses ini dijelaskan melalui siklus hidrologi:
Evaporasi: Penguapan air dari laut dan sungai. Kondensasi: Uap air berubah menjadi awan. Presipitasi: Turunnya hujan. Infiltrasi: Air masuk ke dalam tanah dan membentuk air tanah (groundwater).
Referensi ilmiah:
Ward, R. C., & Robinson, M. (2000). Principles of Hydrology. Jurnal: Groundwater and Sustainability (Nature, 2014).
4. Bukti Keilmuan dan Ketepatan Al-Qur’an
Penelitian ilmiah saat ini menunjukkan bahwa:
Air hujan yang masuk ke tanah akan membentuk lapisan akuifer, tempat penyimpanan air alami. Beberapa tempat menyimpan air dalam jumlah besar selama ribuan tahun.
Ini sesuai dengan ayat:
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Dia mengalirkannya ke dalam sumber-sumber air di bumi?”
(QS. Az-Zumar: 21)
5. Hikmah dan Pelajaran
Islam mendorong pemeliharaan sumber air, termasuk air tanah. Proses hujan bukan kebetulan, tetapi sistem teratur yang diciptakan oleh Allah. Pemahaman ini meningkatkan keimanan terhadap kebesaran dan keteraturan ciptaan Allah.
Penutup
Sains modern hari ini justru memperkuat keagungan Al-Qur’an sebagai kitab yang tidak bertentangan dengan akal dan pengetahuan. Fakta ilmiah tentang hujan dan air tanah menunjukkan bahwa Islam tidak hanya agama ritual, tetapi juga mengandung ilmu pengetahuan yang mendalam.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar.”
(QS. Fussilat: 53)