Saya Jawab Satu Per Satu :
1. Ada jin yang mendampingi manusia dari lahir
Benar adanya, namun konteksnya tidak negatif seperti yang dituduhkan.
Hadits Shahih Muslim No. 2814:
“Tidak seorang pun dari kalian kecuali telah disertai oleh qarin dari jin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau juga wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ya, hanya saja Allah menolongku atasnya hingga ia masuk Islam, maka dia tidak menyuruhku kecuali kepada kebaikan.”
Penjelasan:
Qarin adalah jin pendamping (dari jenis jin), sebagaimana manusia memiliki bisikan hawa nafsu. Tapi Rasulullah ﷺ punya qarin yang ditundukkan dan masuk Islam (maksudnya tidak membisiki keburukan). Qarin ini bukan jin iblis atau setan yang menggoda terus-menerus, melainkan ujian bagi manusia agar menggunakan akal dan iman.
2. Jin Muslim, Jin Sahabat Nabi, Setan Islam?
Surat Al-Jin (72:1-2):
“Katakanlah (Muhammad), ’Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata, ‘Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada kebenaran, maka kami beriman kepadanya.’”
Penjelasan:
Jin, seperti manusia, adalah makhluk mukallaf (diberi beban syariat). Ada jin Muslim dan jin kafir, seperti juga manusia. Tidak ada istilah “setan Muslim”. Setan = musuh dari golongan jin dan manusia. Kata “setan” bukan sinonim dari “jin”.
QS. Al-An’am (6:112):
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan dari jenis jin…”
3. “Allah mengutus setan (Al-A’raf: 178)”
QS. Al-A’raf (7:178) sebenarnya berbunyi:
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.”
Tidak ada ayat yang mengatakan Allah “mengutus setan” dalam pengertian mendukung kejahatan. Yang benar, Allah membiarkan setan menggoda sebagai ujian iman, bukan pengangkatan resmi layaknya nabi.
4. Muhammad baru beriman setelah dicekik jin di Gua Hira
Ini adalah narasi menyesatkan dari sumber tidak sahih.
Dalam Sirah Nabawiyyah, memang disebut Rasul ﷺ sempat takut ketika pertama kali didatangi Jibril, namun bukan karena dicekik jin, melainkan karena kaget melihat malaikat pertama kali (HR. Bukhari-Muslim).
Aisyah RA meriwayatkan:
“Wahyu pertama yang datang kepada Nabi adalah mimpi yang benar… kemudian datanglah malaikat di Gua Hira dan berkata, ‘Iqra (bacalah)…’” (HR. Bukhari no. 3)
5. Sholat Nabi dikerumuni jin – QS Al-Jin:19
QS Al-Jin (72:19):
“Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyeru (mereka) kepada-Nya, hampir saja mereka mengerumuninya berdesak-desakan.”
Penjelasan:
Ayat ini menceritakan para jin muslim yang antusias ingin mendengar dakwah Nabi. Ini tidak menunjukkan bahwa Nabi “dikerumuni jin setan”, tetapi jin yang beriman yang menghormati Nabi dan Al-Qur’an.
Dalil Pendukung dari Kitab Suci Lain
Perjanjian Lama – Kejadian 6:1-4
Dikenal konsep makhluk spiritual (anak-anak Allah) dan manusia yang berinteraksi.
Perjanjian Baru – Markus 5:9
Yesus pun bertemu dengan roh jahat bernama Legion, menunjukkan keberadaan entitas selain manusia.
Jadi? : Konsep jin dan setan bukan khas Islam. Kepercayaan terhadap makhluk tak kasat mata juga muncul dalam Yudaisme dan Kekristenan.
Tinjauan Ilmiah Tentang Jin
Sains tidak menolak kemungkinan keberadaan entitas non-fisik:
Fisika kuantum membuka kemungkinan banyak realitas dimensi (multi-dimensi). Dalam psikologi, bisikan hati atau “self-talk” sering dijelaskan sebagai bagian dari pikiran bawah sadar – tapi Islam mengakui bahwa sebagian bisikan buruk berasal dari setan (jin).
Jadi?
Islam tidak menyembunyikan fakta bahwa:
Jin ada, dan punya kebebasan beragama. Setan adalah penyesat dari jenis jin dan manusia. Nabi berdakwah ke semua makhluk – termasuk jin – sebagai bukti rahmatnya bagi alam semesta (QS Al-Anbiya:107). Jin Muslim bukan berarti setan. Ini dua entitas yang sangat berbeda.