Kemenyan Menurut Islam

3duniaindigo.com

Perbedaan di Jawa dengan dupa yang digunakan di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi terletak pada konteks budaya, tujuan penggunaan, serta nilai spiritualnya.

  1. Kemenyan di Jawa
    • Konteks Budaya: Kemenyan digunakan dalam tradisi spiritual dan adat, seperti upacara kejawen, ritual pemanggilan roh leluhur, sesajen, atau penyucian tempat.
    • Tujuan: Menghadirkan suasana sakral, mengundang kekuatan gaib, atau sebagai sarana meditatif dan penghormatan leluhur.
    • Jenis: Umumnya menggunakan jenis resin seperti Styrax (getah dari pohon kemenyan), dibakar langsung di bara.
    • Persepsi Sosial: Sering dianggap mistik atau terkait praktik kepercayaan tradisional (kejawen, animisme, sinkretisme Islam-Jawa).
  2. Dupa (oud/bukhur) di Masjidil Haram/Madinah
    • Konteks Religius: Digunakan untuk menyucikan udara, menciptakan keharuman di masjid, terutama di tempat suci seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
    • Tujuan: Memberikan kenyamanan spiritual, menyambut tamu Allah (jamaah), dan menunjukkan kemuliaan tempat ibadah.
    • Jenis: Biasanya berupa oud (gaharu), amber, atau campuran rempah-rempah, dibakar dalam alat khusus (mabkhara).
    • Persepsi Sosial: Dipandang sebagai bentuk adab dan penghormatan dalam ibadah, serta bagian dari sunnah Nabi ﷺ (beliau menyukai wangi-wangian, termasuk bakhoor/oud).

Kesimpulan:
Meskipun secara fisik sama-sama membakar resin aromatik, manfaat dan makna kemenyan di Jawa lebih bersifat budaya-spiritual lokal dan bisa bersinggungan dengan mistisisme, sedangkan dupa/oud di Masjidil Haram atau Madinah bersifat religius, bersih dari unsur mistik, dan digunakan untuk kesucian dan kenyamanan dalam beribadah

Jenis Dupa (Bukhur) yang Umum Digunakan di Masjidil Haram & Masjid Nabawi

  1. Oud (عود) – Gaharu
    • Asal: Kayu dari pohon Aquilaria atau Gyrinops, biasanya dari India, Kamboja, Vietnam, atau Bangladesh.
    • Ciri: Aroma yang sangat harum, hangat, dan tahan lama, sering dianggap sebagai aroma paling mewah dalam Islam.
    • Penggunaan:
    • Digunakan untuk mengharumkan Karpet Masjidil Haram, pintu-pintu Ka’bah, dan pakaian Imam.
    • Dibakar menggunakan alat khusus yang disebut mabkhara (مبخرة).
    • Harga: Oud berkualitas tinggi bisa mencapai ribuan dolar per kilogram (terutama jenis oud Assam atau oud Kambodi).
  2. Luban (اللبان) – Kemenyan Arab / Frankincense
    • Asal: Getah dari pohon Boswellia, banyak ditemukan di Oman, Yaman, dan Somalia.
    • Ciri: Aroma resinous, citrusy, sangat ringan tapi khas.
    • Penggunaan:
    • Dibakar dalam jumlah kecil untuk membersihkan udara dan memberi aroma lembut di sekitar masjid.
    • Kadang dicampur dengan oud atau minyak mawar.
  3. Amber (العنبر) – Ambergris
    • Asal: Zat yang dihasilkan oleh paus sperma, umumnya ditemukan di laut dan diproses sebagai bahan parfum.
    • Ciri: Aroma hangat, manis, dan eksotis. Sering dijadikan campuran parfum atau dupa padat.
    • Penggunaan:
    • Biasanya dicampur dengan oud untuk membuat dupa bakhoor khusus dalam perayaan besar atau musim haji.
  4. Bakhoor (بخور) – Campuran Parfum Padat
    • Isi: Campuran dari oud bubuk, minyak mawar, amber, musk, dan resin lainnya.
    • Bentuk: Batangan, kepingan, atau bubuk yang dikompres.
    • Penggunaan:
    • Sangat umum digunakan di rumah orang Arab, toko parfum, dan juga masjid-masjid besar seperti Masjid Nabawi.
    • Disiapkan dalam acara penyambutan tamu agung atau pemimpin agama.

🕌 Bagaimana Dibakar di Masjidil Haram dan Nabawi?
• Menggunakan alat bernama مبخرة (Mabkhara) – alat pembakar dupa dari logam atau keramik.
• Arang panas diletakkan di dalam mabkhara, lalu ditaburkan oud/bukhoor di atasnya.
• Dupa ini dibawa oleh petugas kebersihan atau pelayan masjid untuk disebarkan ke ruangan tertentu — area imam, mihrab, dan karpet jamaah penting.

🧴 Sunnah Nabi Muhammad ﷺ tentang Wewangian
• Rasulullah ﷺ menyukai wangi-wangian, terutama misk (musk) dan oud.
• Hadis riwayat Muslim:
“Dianjurkan menyemprotkan parfum pada hari Jumat” (HR. Muslim).
• Dalam hadis lain, disebutkan Ka’bah juga pernah diolesi minyak wangi sebagai bentuk penghormatan.

Scroll to Top