Pertanyaan :
1. “Orang yang dianggap Nabi cuma satu dan tidak asli”
Saya jawab :
Al-Qur’an menegaskan banyak sekali nabi dan rasul, bukan hanya satu. “Sesungguhnya Kami telah mengutus sebagian dari mereka sebagai rasul, dan sebagian lainnya Kami uji…” (QS. Al‑A‘rāf 7:35) Nabi Muhammad ﷺ adalah rasul terakhir, bukan satu-satunya nabi. Bagi umat Islam, yang diimani adalah semua nabi yang diutus Allah, termasuk nabi-nabi Bani Israil maupun sebelum itu. (QS. Al‑Imrān 3:81)
2 “Allah hanya ‘ilah gua Hira’, tak diakui nabi-nabi Israel”
Saya jawab :
Kata “Allah” artinya Tuhan Yang Esa, bukan entitas lokal terbatas di gua Hira. “Allah—tidak ada tuhan melainkan Dia—Dia hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk‑Nya)” (QS. Al‑Baqarah 2:255) Sebutan “Tuhan negeri ini” (Mekkah) dalam Al‑Qur’an (QS. An‑Nāml 27:91) bermakna kesucian tempat dan risalah, bukan batasan eksistensinya.
3. “Nama Allah tidak diketahui”
Saya jawab :
Dalam Islam, Allah adalah nama yang paling mulia, tidak seperti nama-nama lain yang menyebabkan asosisasi. (QS. Al‑Iḳhlāṣ 112:1–4) Nama ini secara konsisten digunakan dalam Bahasa Arab dan Bahasa Ibrani untuk menyebut Zat Ilahi yang satu: “Elohim”, “YHWH”, “Allah”.
4. “Penulis Al‑Qur’an tidak diketahui”
Saya jawab :
Muslim percaya Al-Qur’an adalah wahyu Allah, bukan karya manusia, dan diturunkan melalui Nabi Muhammad ﷺ sebagai Rasul. (QS. An‑Najm 53:3–4) Nabi tidak menulis sendiri, tapi wahyu ditulis oleh sahabat-sahabat terpercaya seperti Zaid bin Thabit, Abdullah bin Mas’ud, dan lainnya.
5. “Saksi kebangkitan nabi di QS 4:157 tidak diketahui”
Saya jawab :
QS An‑Nisaʾ 4:157 menyebutkan bahwa Yesus tidak dibunuh, tidak disalib, melainkan diselamatkan Allah. (QS. Nisaʾ 4:157–158) Ayat ini tidak membutuhkan nama saksi. Dalam Islam, ketetapan Allah lebih tinggi daripada klaim penganiayaan fisik, dan ilmu-Nya bukan dibatasi oleh kesaksian manusia.
6. “Al‑Qur’an penuh kesalahan fatal dan asumsi ngawur”
Saya jawab :
Ribuan manuskrip Al-Qur’an (Codex Sana’a, Codex Topkapi, Codex Paris) menunjukkan keseragaman redaksi teks sejak abad pertama Hijriyah, jauh sebelum simbol titik dan harakat disempurnakan. Mahfuzh (QS. Al‑Hijr 15:9): “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al‑Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Studi linguistik dan ilmiah modern banyak mengakui kekayaan bahasa Al-Qur’an dan presisi tematisnya, bahkan dalam ranah sains.
7. “Tidak ada nabi Israel yang mengakui Al‑Qur’an, Muhammad, dan Allah”
Saya jawab :
Al‑Qur’an menyatakan: “Kami tidak membedakan seorang pun di antara rasul‑rasul-Nya.” (QS. Al‑Baqarah 2:285) Ajaran Yesus (Isa al-Masih) sendiri membuktikan tauhid dan monoteisme, bukan Trinitas seperti kemudian berkembang. (Yohanes 17:3 – “hanya Allah yang benar” vs. Yohanes 8:58 – “Akulah AKU”) Nabi-nabi Israel tidak hidup pada masa Al‑Qur’an turun. Islam menganggap mereka tidak dapat menyaksikan risalah terakhir secara langsung.
Jadi?
Al‑Qur’an adalah wahyu otentik, dipertahankan sejak masa Nabi – hingga kini. Nabi Muhammad ﷺ adalah rasul terakhir, bukan satu-satunya nabi. “Allah” bukan sekadar entitas lokal—itu nama ilahi universal. Al‑Qur’an adalah firman Allah, ditulis para sahabat yang terpercaya. Yesus tidak mati dan tidak disalib dalam pandangan Islam—Allah Maha Mengetahui semuanya secara langsung. Tuduhan soal kesalahan “assumsi ngawur” Al-Qur’an adalah fitnah tanpa bukti ilmiah. Tidak ada panggilan langsung dari nabi-nabi Israel terhadap Al‑Qur’an karena risalah ini diturunkan kemudian—Islam menghormati nabi‑nabi tersebut sebagai bagian dari satu rangkaian.