
Sejak awal peradaban, manusia selalu bertanya: dari mana asal-usul alam semesta ini? Bagaimana semuanya bermula? Di abad ke-20, para ilmuwan mengemukakan Teori Big Bang sebagai penjelasan ilmiah tentang penciptaan alam semesta. Menariknya, konsep-konsep yang terdapat dalam teori ini memiliki kemiripan dengan beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang diturunkan lebih dari 1400 tahun lalu. Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah sains modern sedang menyusul kebenaran yang sudah diungkap oleh wahyu?
1. Memahami Teori Big Bang secara Singkat
Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik yang sangat padat dan panas, yang kemudian mengalami ledakan dahsyat sekitar 13,8 miliar tahun lalu. Dari titik itu, ruang, waktu, materi, dan energi mulai tercipta dan terus berkembang hingga sekarang.
Teori ini didukung oleh berbagai penemuan ilmiah, di antaranya:
Radiasi Latar Belakang Kosmik: radiasi sisa dari ledakan awal. Pergeseran Merah (Redshift): membuktikan bahwa galaksi-galaksi saling menjauh—alam semesta sedang mengembang. Konsistensi model kosmologis dengan hukum fisika.
2. Isyarat Big Bang dalam Al-Qur’an
🌌 a. QS Al-Anbiya’ (21): 30
“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dulunya adalah suatu yang padu (ratqan), kemudian Kami pisahkan keduanya…”
Analisis:
Kata “ratqan” (رَتْقًا) berarti menyatu atau tak terpisah. Kata “fataqnaahuma” (فَفَتَقْنَاهُمَا) berarti Kami pisahkan atau pecahkan. Ini paralel dengan Big Bang: awalnya alam semesta satu kesatuan yang padat dan rapat, lalu terjadi pemisahan dan ekspansi.
🌠 b. QS Adz-Dzariyat (51): 47
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.”
Analisis:
Kata “musii’un” (مُوسِعُونَ) berasal dari “awsa‘a”, yang berarti meluaskan. Mendukung konsep ekspansi alam semesta—yang menjadi dasar dari teori Big Bang dan pengamatan Edwin Hubble.
🌫️ c. QS Fussilat (41): 11
“Kemudian Dia menuju kepada langit dan langit itu masih berupa asap (dukhan)…”
Analisis:
“Dukhan” (دُخَانٍ) berarti asap atau gas. Menunjukkan bahwa langit (angkasa) awalnya berupa materi tak berstruktur, sesuai dengan kondisi awal pasca-Big Bang yang didominasi gas panas dan energi.
3. Hadits Nabi Terkait Penciptaan Alam
🕰️ Hadits Riwayat Muslim no. 2789
“Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung pada hari Ahad, menciptakan pohon pada hari Senin…”
Analisis:
Hadits ini tidak menyebut ledakan, tapi menunjukkan urutan dan proses bertahap dalam penciptaan. Sejalan dengan pandangan ilmiah bahwa pembentukan alam semesta dan bumi berlangsung melalui tahapan panjang.
4. Perspektif Ulama Tafsir
🧕 Ibnu Katsir
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa langit dan bumi dulunya menyatu dalam bentuk yang tidak terpisah, kemudian dipisahkan oleh kekuasaan Allah. Ini menunjukkan pemahaman yang dekat dengan ide penciptaan dari satu asal.
📖 Muhammad Asad (The Message of the Qur’an)
Muhammad Asad menafsirkan QS 21:30 sebagai isyarat awal penciptaan alam semesta, dan menyebutnya sebagai “extraordinary anticipation” terhadap sains modern.
5. Islam dan Ilmu Pengetahuan: Bertentangan atau Selaras?
Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah (ayat-ayat kauniyah). Dalam banyak ayat, Allah menyeru manusia untuk memperhatikan langit dan bumi, dan merenungkan asal-usulnya.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru alam dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar…” (QS Fushshilat: 53)
Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara sains yang benar dan Islam. Justru, semakin maju ilmu pengetahuan, semakin terlihat kebesaran Sang Pencipta.
6. Penutup: Menyatukan Iman dan Logika
Teori Big Bang bukan satu-satunya teori penciptaan, namun hingga kini merupakan yang paling banyak didukung bukti ilmiah. Menariknya, Al-Qur’an telah memuat isyarat-isyarat kosmologis yang sejalan dengan teori ini jauh sebelum teleskop dan laboratorium modern ada.
Bagi seorang Muslim, hal ini bukanlah kebetulan. Ini menjadi bukti bahwa wahyu Ilahi memuat kebenaran yang melampaui zaman. Ilmu pengetahuan dan iman, jika diarahkan dengan benar, akan saling menguatkan.
Referensi
Al-Qur’an dan Tafsir Ibnu Katsir Muhammad Asad, The Message of the Qur’an Maurice Bucaille, The Bible, the Qur’an and Science NASA.gov – Cosmology and the Big Bang Sahih Muslim No. 2789