Saya Jawab :
- Kesalahan dalam Memahami Kata “Langit” (السَّمَاءُ / As-Samā’):
Dalam Al-Qur’an, kata as-samā’ memiliki makna luas, bukan hanya benda fisik. Kadang berarti atmosfer, kadang ruang angkasa, dan dalam konteks spiritual bisa berarti dimensi alam langit yang gaib.
Bukan seperti ‘kubah’ dalam pemahaman bumi datar. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk spiritual, bukan buku astronomi modern, namun tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan bila dipahami secara benar.
- Allah Meninggikan Langit Tanpa Tiang
QS Ar-Ra’d [13]: 2
“Allah yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat…”• Dalam bahasa Arab: “بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا” → “tanpa tiang yang kalian lihat” • Artinya, mungkin saja ada “penyangga” yang tidak terlihat, yakni gaya gravitasi, tekanan udara, dan keteraturan kosmos yang diketahui dalam sains modern. • Ini bukan bentuk fisik seperti kubah, melainkan keteraturan sistem langit oleh kuasa Allah.
- Langit Memiliki Tujuh Lapis
QS Nuh [71]: 15
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?”
QS Al-Mulk [67]: 3
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis…”
Makna ‘tujuh langit’ bukan berarti ada 7 kubah, melainkan tujuh tingkatan ciptaan di alam atas, bisa dimaknai secara:
• Metaforis: Menunjukkan keagungan berlapis
• Ilmiah: Bisa diartikan sebagai lapisan atmosfer, dimensi ruang, atau alam semesta berstruktur
- Langit Dihiasi Bintang-Bintang
QS Al-Mulk [67]: 5
“Dan sungguh, Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang…”• Bintang yang terlihat dari bumi adalah bagian dari langit dunia (as-samā’ ad-dunyā). • Ini bukan mendukung model bumi datar, justru memperlihatkan bahwa langit adalah luas, tidak berbentuk kubah.
- Langit Tidak Bisa Ditembus Jin dan Manusia
QS Ar-Rahman [55]: 33
“Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan bisa menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu).”• Ini adalah tantangan ilmiah dan spiritual, bahwa ilmu dan izin Allah dibutuhkan untuk menjelajah ruang angkasa, yang kini dibuktikan dengan teknologi luar angkasa. • Bukan berarti ada kubah fisik yang tak bisa ditembus. Faktanya, manusia sudah menjelajah ke luar angkasa, sesuai izin dan kekuatan dari Allah.
- Langit Tidak Memiliki Retak
QS Qaf [50]: 6
“Tidakkah mereka melihat ke langit di atas mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya dan langit itu tidak memiliki retakan sedikit pun?”• Maksudnya adalah kesempurnaan penciptaan langit, stabil dan kokoh dalam orbitnya. • Bukan menyatakan langit adalah benda solid seperti kubah, tetapi menekankan keseimbangan struktur kosmos.
- Langit Akan Terbelah di Hari Kiamat
QS Al-Infitar [82]: 1
“Apabila langit terbelah…”
QS Al-Insyiqaq [84]: 1
“Apabila langit terbelah…”• Ini peristiwa akhir zaman, menunjukkan bahwa langit yang selama ini teratur akan ‘hancur’ sesuai ketetapan-Nya. • Makna terbelah adalah metaforis dan gaib, bukan ‘kubah retak’.
Jadi?
1. Langit dalam Al-Qur’an tidak pernah digambarkan sebagai ‘kubah bumi’ seperti dalam mitos bumi datar.
2. Ayat-ayat tersebut menggambarkan keagungan struktur alam semesta, bukan bentuk fisik konkret seperti bangunan.
3. Tafsir-tafsir klasik dan modern sepakat bahwa ini adalah bentuk keajaiban kosmos, bukan benda seperti atap rumah.
Tambahan Hadits:
HR. Muslim, no. 163
“Ketika Rasulullah SAW ditanya di mana Allah, beliau menjawab: ‘Di atas langit.’”• Ini menunjukkan langit sebagai arah spiritual menuju Allah, bukan ruang fisik yang berbentuk kubah.