
Makna dan Tujuan Penciptaan Menurut Islam, Logika, dan Ilmu Pengetahuan
Saya Jawab: Ketika Memutuskan Mengimani Pencipta, Muncul Pertanyaan Tujuan Penciptaan?
Pandangan Islam tentang Tujuan Penciptaan
Allah menjelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an mengenai tujuan penciptaan manusia:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS. Az-Zariyat: 56)
Ini adalah jawaban langsung dari pertanyaan “mengapa manusia diciptakan”. Dalam Islam, penciptaan bukan tanpa arah. Bahkan sejak awal penciptaan Adam, Allah menyatakan tujuan tersebut:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
(QS. Al-Baqarah: 30)
Tujuan manusia:
Menyembah dan mengenal Allah (QS. Az-Zariyat: 56), Menjadi khalifah dan penjaga bumi (QS. Al-Baqarah: 30), Diuji siapa yang paling baik amalnya (QS. Al-Mulk: 2).
Hadits Pendukung
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Makna hadits ini menunjukkan bahwa kehidupan dan perbuatan manusia bernilai jika disandarkan pada tujuan — yaitu niat dan pengabdian kepada Allah.
Penjelasan Logis & Filsafat
Pernyataan atheis:
“Kalau kamu percaya Tuhan, berarti kamu harus menjawab tujuan penciptaan.”
Justru inilah bedanya antara yang beriman dan yang tidak. Orang beriman hidup dengan arah dan tujuan. Sedangkan dalam pandangan atheisme yang menolak adanya Tuhan, hidup menjadi nihilistik — tanpa makna, tanpa arah, tanpa pertanggungjawaban moral universal.
Contoh kutipan dari filsuf atheis:
“Jika Tuhan tidak ada, maka segala sesuatu diperbolehkan.”
— Fyodor Dostoevsky
Maka iman kepada Tuhan bukan masalah, justru solusi dari pertanyaan eksistensial manusia.
Dukungan dari Perjanjian Lama dan Baru
Banyak ayat dalam Injil dan Taurat menyebut bahwa manusia diciptakan dengan tujuan:
Kejadian 1:26 — “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ciptaan lainnya…’” Pengkhotbah 12:13 — “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban tiap-tiap manusia.” Yesaya 43:7 — “Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku, yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku…”
Maka agama-agama samawi pun satu suara: manusia diciptakan dengan maksud dan tujuan, bukan kebetulan.
Dukungan Ilmiah & Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan modern, walaupun tidak bisa membuktikan Tuhan secara empiris, tetap menunjukkan keteraturan semesta:
Fine-tuning of the Universe Konstanta fisika (gravitasi, konstanta Planck, gaya elektromagnetik) sangat tepat dan presisi. Jika salah satu konstanta berubah sedikit saja, hidup tidak akan mungkin ada. Kode Genetik dan DNA DNA adalah kode informasi yang kompleks. Di dunia informatika, kode dan pesan tidak muncul tanpa pengirim atau desainer. Kesadaran dan Moralitas Ilmu pengetahuan belum mampu menjelaskan asal-usul kesadaran dan nilai moral universal. Hal ini menunjuk pada sumber transenden (di luar manusia), yang selaras dengan konsep Tuhan.
Kesimpulan
Alih-alih menjadi masalah, pertanyaan tentang tujuan penciptaan adalah tanda bahwa manusia sadar dan berpikir dalam. Dalam Islam, semua pertanyaan itu sudah terjawab secara sistematis, spiritual, logis, dan moral.