Meluruskan Fitnah tentang Surga dalam Islam: Kenikmatan Suci atau Pesta Seks?

3duniaindigo.com

Tuduhan yang mengatakan bahwa Islam menjanjikan “pesta seks” di surga adalah distorsi dan penghinaan yang tidak berdasar.

Mari kita luruskan dari sudut pandang Al-Qur’an, Hadits, serta kitab-kitab sebelumnya (Taurat, Zabur, Injil) yang dalam Islam dikenal sebagai kitab suci terdahulu (kitab samawi).

1. Surga dalam Islam adalah tempat kenikmatan spiritual dan fisik yang suci dan halal

Surga bukan tempat nafsu liar, tetapi balasan indah untuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Kenikmatan itu suci, halal, dan sesuai fitrah manusia.

Al-Qur’an Surah As-Sajdah ayat 17:

“Tak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

([QS As-Sajdah: 17])

Al-Qur’an Surah Ad-Dukhan ayat 51-55:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal, (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah (keadaan mereka). Dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari bermata indah.”

Kenikmatan yang dijanjikan bersifat suci, terhormat, dan merupakan bentuk pemuliaan terhadap orang yang bertakwa, bukan hawa nafsu liar seperti yang dituduhkan.

2. Hadits Shahih juga memperkuat bahwa nikmat di surga adalah sempurna, tanpa dosa

HR. Bukhari dan Muslim:

“Sesungguhnya di surga terdapat apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di hati manusia.”

(HR. Bukhari no. 3244, HR. Muslim no. 2824)

Jadi, membatasi surga hanya sebagai “pesta seks” adalah bentuk pelecehan terhadap ajaran Islam yang suci dan spiritual.

3. Konsep keabadian & kenikmatan surgawi juga ada dalam kitab-kitab sebelumnya (Alkitab)

Umat Kristen yang menyebut bahwa tidak ada kenikmatan fisik di surga sebetulnya tidak konsisten dengan isi Alkitab mereka sendiri.

Yesaya 65:21-25 (Perjanjian Lama):

“Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga, mereka akan menanami kebun anggur dan memakan buahnya juga… Mereka akan bersukacita dan bersorak-sorai.”

Ini menunjukkan bahwa kenikmatan surgawi di Alkitab juga mencakup kenikmatan fisik seperti makan, minum, rumah, kebun.

Matius 8:11 (Perjanjian Baru):

“Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”

→ Ada unsur kenikmatan fisik (makan bersama) di surga.

Jadi, menganggap bahwa surga hanya bersifat rohani dan menolak kenikmatan fisik justru bertentangan dengan teks mereka sendiri.

4. Ayat yang dikutip oleh “murtadin” telah disalahpahami

Matius 22:29-30, yang mengatakan bahwa di surga tidak kawin atau dikawinkan, adalah konteks khusus jawaban Yesus terhadap orang Saduki yang tidak percaya pada kebangkitan. Yesus menekankan bahwa kehidupan akhirat bukan seperti di dunia.

Tapi ini bukan berarti tidak ada kenikmatan atau hubungan, melainkan bahwa bentuknya berbeda. Bahkan dalam Perjanjian Lama dan Baru, banyak ayat menggambarkan kenikmatan jasmani di surga.

5. Serangan terhadap Islam dengan menyamakan “kenikmatan surga” dengan “pesta seks” adalah propaganda kotor

Islam tidak mengajarkan hawa nafsu liar. Hubungan suami-istri di surga adalah bentuk cinta suci, bukan pesta maksiat.

Sebaliknya, ajaran Kristen sendiri menyebutkan bahwa pernikahan adalah sakral dan akan sempurna di kehidupan kekal.

Wahyu 19:7-9:

“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai… Sebab perjamuan kawin Anak Domba telah tiba, dan pengantinnya telah siap sedia.”

Ini adalah metafora surgawi yang menggambarkan pernikahan spiritual dan juga kenikmatan surgawi.

Kesimpulan Tegas

Islam tidak menjanjikan pesta seks di surga, tetapi kenikmatan suci dan sempurna, lahir dan batin. Tuduhan tersebut menunjukkan ketidaktahuan terhadap ajaran Islam dan manipulasi makna. Bahkan Alkitab sendiri menyebutkan kenikmatan fisik di surga, seperti makan, rumah, dan sukacita. Jadi, tidak ada dasar untuk menyebut kenikmatan surga Islam sebagai sesat, sebab konsep kenikmatan surgawi juga terdapat dalam Alkitab.

Scroll to Top