Memahami konteks ayat perang dalam Islam : QS 66:9

3duniaindigo.com

15. Al Quran 66:9 – “Perangilah orang-orang kafir dan munafik…”

Ayat lengkap:

“Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

(QS. At-Tahrim: 9)

Saya jawab:

Ayat ini mirip dengan QS 9:73, dan sekali lagi perlu dipahami dengan cermat berdasarkan konteksnya. Kata “jihadlah melawan orang-orang kafir dan munafik” tidak selalu berarti perang fisik.

Makna “jihad” dalam konteks ini:

Untuk kafir yang memerangi, jihad bisa berarti dengan senjata dalam konteks perang. Untuk munafik, jihad dilakukan dengan hujjah (argumen), nasihat, pencegahan, dan penegakan hukum.

Tafsir Al-Qurthubi:

“Perangilah orang-orang kafir dengan senjata, dan orang-orang munafik dengan lisan dan hati. Karena kaum munafik tidak ditampakkan kekufurannya, maka tidak diperangi secara fisik.”

Tafsir At-Thabari juga menyebut:

“Jihad terhadap orang kafir dilakukan sesuai kondisi mereka: jika mereka menyerang, maka dengan pedang. Jika mereka belum menyerang, maka dengan lisan dan dakwah.”

Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah membunuh satu pun orang munafik di Madinah, meskipun beliau mengetahui siapa mereka. Beliau mencontohkan bahwa jihad terhadap orang munafik dilakukan dengan hikmah dan kesabaran, bukan kekerasan.

💡 Jadi, QS 66:9 bukan perintah umum untuk kekerasan, tapi perintah:

Menegakkan kebenaran terhadap orang kafir yang memerangi, Menghadapi pengkhianatan dari kaum munafik dengan ketegasan moral dan hukum, Bukan perintah pembantaian atau kekerasan membabi buta.

Scroll to Top