Mengapa Atheis tidak percaya agama?

3duniaindigo.com

1. Mengapa Ateis Tidak Mempercayai Hal Ghaib?

Definisi Hal Ghaib

Dalam Islam, “hal ghaib” adalah sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh pancaindra, tetapi diyakini keberadaannya berdasarkan wahyu (misalnya: malaikat, surga, neraka, ruh, takdir, jin, dll).

Pandangan Ateis:

Ateis umumnya menganut materialisme atau empirisme, yaitu:

“Yang nyata hanyalah yang bisa dibuktikan secara ilmiah, terukur, dan teramati.”

Mereka tidak percaya kepada hal ghaib karena:

Tidak bisa dilihat, diraba, atau dibuktikan oleh sains. Tidak ada bukti empiris yang secara objektif dan universal dapat diterima semua orang. Menganggap banyak kepercayaan terhadap hal ghaib berasal dari budaya, sugesti, atau ketakutan manusia zaman dahulu.

🔍 Contoh argumen ateis:

“Saya tidak percaya Tuhan karena saya belum pernah melihat atau membuktikan keberadaan-Nya.” “Konsep surga/neraka hanya mitos untuk menakut-nakuti orang agar tunduk pada aturan agama.”

2. Mengapa Mereka Menganggap Agama Berisi Takhayul?

Definisi Takhayul:

Takhayul = kepercayaan terhadap hal-hal yang tidak masuk akal, tidak berdasar wahyu atau ilmu, seperti kucing hitam membawa sial, angka 13 membawa celaka, dsb.

Masalahnya: Ateis sering menyamakan hal ghaib dengan takhayul

Karena mereka tidak menerima otoritas wahyu, maka semua yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah dianggap sejajar dengan tahayul.

Contoh:

Percaya kepada malaikat dianggap setara dengan percaya pada peri atau vampir. Mukjizat Nabi dianggap setara dengan legenda Zeus atau Dewa Petir.

Dasar pemikiran mereka:

Rasionalisme ekstrem: Semua harus masuk akal secara logika manusia. Skeptisisme: Tidak percaya sampai ada bukti yang jelas, terukur, dan bisa diuji berulang. Sekularisme modern: Agama dianggap produk budaya masa lampau, bukan kebenaran mutlak. Evolusi sosial: Agama dipandang sebagai tahap awal peradaban manusia, yang nanti akan tergantikan oleh sains.

Tanggapan Islam: Ghaib ≠ Takhayul

Kesimpulan :

Ateis tidak percaya hal ghaib karena tidak sesuai dengan standar bukti ilmiah dan logika empiris. Mereka menyamakan hal ghaib dengan takhayul karena tidak mengakui otoritas wahyu. Dalam Islam, hal ghaib adalah bagian dari iman, dan sangat berbeda dari takhayul karena didasarkan pada kebenaran ilahi, bukan imajinasi atau budaya.

Scroll to Top