Kenapa Islam dan Yahudi tidak percaya Nabi Isa adalah Tuhan?
- Allah Tidak Berinkarnasi Menjadi Manusia
Islam menolak konsep bahwa Allah bisa menjadi manusia atau turun ke dunia dalam bentuk makhluk. Allah adalah Maha Esa (Ahad), Maha Sempurna, dan tidak serupa dengan makhluk-Nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
(QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa:
• Allah adalah Esa, bukan tiga pribadi seperti dalam konsep Trinitas.
• Allah tidak memiliki anak dan tidak diperanakkan, sehingga konsep Yesus sebagai “Anak Tuhan” bertentangan dengan tauhid.
• Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah, sehingga gagasan bahwa Allah bisa menjadi manusia adalah kesalahan besar.
Allah juga berfirman:
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Asy-Syura: 11)
Hadits Nabi ﷺ juga menegaskan keesaan Allah:
“Sesungguhnya Allah tidak tidur, tidak layak bagi-Nya untuk tidur. Dia menurunkan timbangan dan mengangkatnya. Di sisi-Nya ada catatan amal yang dinaikkan pada malam dan siang hari.”
(HR. Muslim, no. 179)
Bantahan:
Jika Allah bisa menjadi manusia, berarti Dia sama seperti makhluk, padahal Allah tidak menyerupai makhluk-Nya. Manusia lemah, membutuhkan makanan, bisa sakit, dan mati, sedangkan Allah Maha Hidup dan tidak bergantung pada apapun.
⸻
- Yesus (Isa) Hanya Seorang Nabi, Bukan Tuhan
Islam mengakui bahwa Yesus (dalam Islam dikenal sebagai Nabi Isa عليه السلام) adalah seorang hamba dan utusan Allah, bukan Tuhan.
Allah berfirman:
“Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam.’ Padahal Al-Masih (Yesus) sendiri berkata, ‘Wahai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.’ Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya adalah neraka. Tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.”
(QS. Al-Ma’idah: 72)
Dalam ayat ini:
• Orang yang mengatakan Allah adalah Yesus (Al-Masih putra Maryam) dikatakan telah kafir.
• Nabi Isa (Yesus) sendiri mengajak Bani Israil untuk hanya menyembah Allah, bukan dirinya.
Di ayat lain, Allah menegaskan bahwa Nabi Isa tidak pernah mengklaim dirinya sebagai Tuhan:
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ’Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah pantas bagiku mengatakan sesuatu yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya, pasti Engkau sudah mengetahuinya…’”
(QS. Al-Ma’idah: 116)
Hadits juga menegaskan bahwa Isa adalah seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil:
“Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, serta bahwa Isa adalah hamba dan utusan-Nya, serta kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, serta bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai amalnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bantahan:
Yesus bukan Tuhan, tetapi hanya seorang nabi yang diutus kepada Bani Israil. Dia tidak pernah mengatakan dirinya Tuhan, bahkan dia sendiri menyuruh umatnya untuk menyembah Allah, bukan dirinya.
⸻
- Kitab Injil yang Asli Sudah Tidak Ada
Pernyataan bahwa Alkitab (Bibel) terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak membuktikan kebenaran ajaran Trinitas atau bahwa Yesus adalah Tuhan. Dalam Islam, kitab suci yang Allah turunkan kepada Nabi Isa disebut Injil. Namun, Injil asli yang diturunkan kepada Yesus telah hilang dan mengalami banyak perubahan.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya… Kemudian, Kami susulkan jejak mereka dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat, dan Kami telah memberikan kepadanya Injil yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya serta membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat.”
(QS. Al-Ma’idah: 44, 46)
Namun, setelah Nabi Isa diangkat ke langit, banyak perubahan yang dilakukan oleh manusia terhadap ajaran aslinya. Allah mengkritik orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka sendiri lalu mengaku itu dari Tuhan:
“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu berkata, ‘Ini dari Allah,’ untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka karena apa yang mereka tulis, dan celakalah mereka karena apa yang mereka peroleh.”
(QS. Al-Baqarah: 79)
Hadits Rasulullah ﷺ juga menjelaskan bahwa Taurat dan Injil yang ada saat ini bukan kitab asli yang masih murni:
“Janganlah kalian percaya sepenuhnya kepada Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani), dan jangan pula mendustakan mereka sepenuhnya, tetapi katakanlah: ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang telah diturunkan kepada kami.’”
(HR. Bukhari, no. 4485)
Bantahan:
Bibel yang ada saat ini bukanlah kitab asli yang Allah turunkan kepada Nabi Isa. Injil asli telah diubah oleh manusia sehingga tidak bisa lagi dianggap sebagai wahyu murni dari Allah.
⸻
Kesimpulan Bantahan
1. Allah tidak pernah turun menjadi manusia, karena Dia Maha Sempurna dan tidak serupa dengan makhluk-Nya. (QS. Al-Ikhlas: 1-4, QS. Asy-Syura: 11)
2. Yesus (Nabi Isa) bukan Tuhan, melainkan seorang nabi dan utusan Allah yang mengajak manusia menyembah Allah. (QS. Al-Ma’idah: 72, 116)
3. Kitab Injil asli telah hilang, dan Bibel yang ada sekarang sudah mengalami banyak perubahan yang tidak bisa dipercaya sebagai wahyu Allah. (QS. Al-Baqarah: 79, QS. Al-Ma’idah: 44, 46)
Dengan demikian, konsep yang mengatakan bahwa Tuhan turun menjadi manusia dalam wujud Yesus adalah kesalahan besar dalam Islam dan bertentangan dengan ajaran tauhid yang murni.