- Makna QS. Yunus:13-14 Tidak Berarti Semua Manusia Akan Menjadi Muslim
Ayat ini menjelaskan sunnatullah (hukum Allah) yang berlaku bagi umat manusia, yaitu bahwa Allah membinasakan kaum yang zalim setelah mereka menolak kebenaran meskipun telah datang rasul dengan bukti-bukti nyata.
Namun, ayat ini tidak menyatakan bahwa setelah kaum terdahulu dihancurkan, semua manusia setelahnya pasti akan menjadi Muslim. Ayat ini justru mengingatkan manusia bahwa mereka diberikan kesempatan sebagai pengganti untuk melihat bagaimana mereka akan bertindak di dunia ini.
Allah berfirman:
“Kemudian Kami jadikan kalian sebagai pengganti-pengganti mereka untuk Kami lihat bagaimana kalian berbuat.” (QS. Yunus: 14)
Maksudnya, umat setelah mereka diberi kesempatan untuk berbuat baik atau buruk, bukan bahwa semua orang akan otomatis menjadi Muslim.
⸻
- Keberadaan Orang Non-Muslim Tidak Membantah Sunnatullah
Fakta bahwa masih banyak orang yang bukan Muslim tidak berarti bahwa Allah tidak menepati janji-Nya atau bahwa ayat ini salah. Dalam Islam, dunia ini adalah tempat ujian, bukan tempat di mana kebenaran langsung memaksa semua orang untuk tunduk.
Allah telah menetapkan bahwa di dunia ini akan selalu ada orang yang beriman dan orang yang kafir, sebagaimana firman-Nya:
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu (beriman semua). Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (QS. Hud: 118-119)
Jadi, Allah memang menghendaki adanya perbedaan di dunia ini sebagai bagian dari ujian kehidupan.
⸻
- Umat yang Dibinasakan adalah yang Mendustakan Rasul Secara Langsung
Banyak kaum yang disebut dalam Al-Qur’an dibinasakan karena mereka mendustakan rasul yang datang langsung kepada mereka dengan mukjizat yang nyata. Beberapa contohnya:
• Kaum Nuh yang menolak ajaran Nabi Nuh → ditenggelamkan banjir besar.
• Kaum ‘Ad yang menolak Nabi Hud → dihancurkan dengan angin topan.
• Kaum Tsamud yang menolak Nabi Saleh → dibinasakan dengan petir dan gempa.
Namun, setelah Nabi Muhammad ﷺ diutus sebagai rasul terakhir, umat manusia tidak lagi dihancurkan dengan azab kolektif seperti kaum terdahulu. Hal ini karena umat Nabi Muhammad adalah umat terakhir, dan azab besar kini ditunda hingga Hari Kiamat.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Umatku ini diberi rahmat. Tidak akan ada azab yang menyeluruh menimpa mereka seperti yang menimpa umat-umat sebelumnya. Tetapi azab mereka adalah pembunuhan, gempa bumi, dan fitnah-fitnah.” (HR. Abu Dawud, no. 4278)
Jadi, tidak aneh jika masih banyak orang non-Muslim di dunia ini karena mereka belum mendapatkan azab seperti kaum terdahulu. Namun, mereka tetap akan dihisab di akhirat nanti.
⸻
- Islam Tidak Mengajarkan Paksaan dalam Beragama
Islam tidak mengajarkan bahwa semua manusia harus dipaksa menjadi Muslim. Sebaliknya, Islam justru menegaskan tidak ada paksaan dalam beragama:
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…” (QS. Al-Baqarah: 256)
Maka, meskipun dua per tiga penduduk bumi belum memeluk Islam, itu tidak berarti bahwa ayat QS. Yunus:13-14 salah. Islam mengajarkan bahwa manusia diberikan kebebasan untuk memilih, dan setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas pilihannya di akhirat nanti.
⸻
Kesimpulan
1. QS. Yunus:13-14 tidak menyatakan bahwa semua manusia setelah kaum terdahulu pasti akan menjadi Muslim, tetapi bahwa mereka diberikan kesempatan untuk berbuat baik atau buruk.
2. Keberadaan orang non-Muslim tidak membantah hukum Allah, karena perbedaan iman adalah bagian dari ujian dunia.
3. Kaum terdahulu dihancurkan karena mendustakan rasul secara langsung, sedangkan umat Nabi Muhammad tidak lagi diazab secara total hingga Hari Kiamat.
4. Islam tidak memaksa semua orang untuk masuk Islam, karena hidayah adalah kehendak Allah, dan setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Jadi, argumen bahwa QS. Yunus:13-14 salah karena masih banyak orang non-Muslim adalah tidak berdasar, karena ayat tersebut tidak menyatakan bahwa semua manusia harus menjadi Muslim, melainkan bahwa mereka diberi kesempatan untuk diuji dengan pilihan mereka sendiri.