Mengapa Tuhan yang Disembah Umat Islam Bukanlah Tuhan Yahudi/Kristen?

3duniaindigo.com

Saya jawab:

1. Apakah “Allah” dalam Islam sama dengan YHWH dalam Alkitab?

Al-Qur’an menyatakan: “Katakanlah: ‘Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu là satu’.” (QS 29:46)  Namun, banyak sumber Kristen menegaskan bahwa meskipun secara istilah bisa dianggap sama, hakikat dan doktrin Allah sangat berbeda dari Tuhan Alkitab.

Perbedaan utama:

Islam menolak Tritunggal: “Mereka sungguh-sungguh kafir yang mengatakan Allah adalah bagian dari tiga.” (QS 5:73) 

Al-Qur’an menolak bahwa Allah memiliki Anak atau rupa: “Dan Dia tidak mempunyai sekutu sedikitpun” (QS 112:3–4) 

Allah tidak bisa dikenal secara pribadi: “Tidak pantas bagi-Nya berbicara secara langsung kepada manusia” (QS 42:51);

Allah memiliki tanzeeh — ketakterbandingannya.  God of the Bible (YHWH) adalah sosok pribadi yang ingin dikenal dan dicintai manusia: “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8, 16) dan “Allah begitu mengasihi dunia sehingga mengaruniakan Anak-Nya.” (Yohanes 3:16) 

Jadi secara istilah kata “Allah” bisa sama, namun makna konsep ketuhanan sangat berbeda.

2. Bagaimana perlakuan Tuhan terhadap Bani Israil?

Dalam Alkitab (YHWH): “Sekalipun mereka berdosa, TUHAN tidak membuang mereka karena janji dengan para leluhur.” (Yeremia 31:35–37; Ulangan 30:3‑5; Yehezkiel 37:21‑22) 

Dalam Al-Qur’an (Allah): “Mau kutunjukkan kalian sesuatu yang paling buruk sebagai laknat Allah? Yaitu orang-orang yang dilaknat-Nya dan marah kepadanya, serta menjadikan mereka sebagai kera dan babi.” (QS 5:60) 

Jadi? Tuhan Alkitab menegur tapi merencanakan restorasi, sedangkan Quran mencerca dan menghukum secara permanen. Bukti bahwa hakikat Tuhan berbeda.

3. Konsep Penebusan: Atonement vs Perbuatan

Dalam Kristen (Alkitab): Keselamatan adalah pemberian oleh kasih karunia melalui iman kepada Kristus, bukan perbuatan manusia. (Titus 3:5; Yohanes 3:16) 

Dalam Islam: Keselamatan ditentukan oleh mandiri dan amal baik, tanpa konsep penebusan oleh Tuhan. Allah itu Maha Adil tapi bukan Penebus dalam bentuk pribadi. (QS 13:102‑104) 

4. Keyakinan terhadap Wahyu yang Diteruskan Nabi

Islam: Menganggap Al-Qur’an sebagai penyempurna Taurat dan Injil, yang sebelumnya telah mengalami distorsi. Antaranya, penyaliban Yesus difirmankan Allah dibalik bayangan (QS 4:157‑158). 

Alkitab: Mengklaim konsistensi ilahi dalam keseluruhan wahyu yang tetap terpercaya bagi umat Yahudi-Kristen hingga Yesus Kristus.

5. Perspektif Teologi Kristen vs Islam tentang Allah

Sumber-sumber seperti CARM dan Banner of Truth UK memperjelas: Tuhan dalam Islam dan Kristen tidak dapat disamakan karena basis doktrinnya saling bertolak belakang secara mendasar. 

Jadi?

Meskipun sama-sama monoteistik dan sama-sama menyembah Tuhan yang disebut “Allah,” hakikat, sifat, dan cara berkomunikasi Tuhan dalam Islam dan Alkitab berbeda fundamental.

Penggunaan kata sama tidak menjamin kesamaan eksistensi. Sama sebagaimana “Allah” digunakan dalam bahasa Arab oleh umat Kristen, tapi tidak berarti makna teologinya sama bagi umat Islam. 

Tuhan Alkitab mengasihi umat Israel dan berikan janji pemulihan, sementara Tuhan Quran menghukum dan mengutuk mereka secara permanen.

Ini bukan sekadar perbedaan interpretasi—ini kontradiksi teologis. Dalam sistem Al-Qur’an, Allah tidak memiliki Anak, tidak berbicara langsung, tidak berjasmaniah—berbeda jauh dari sifat Tuhan Yahudi/Kristen yang personal, relational, dan datang ke dunia dalam Yesus Kristus sebagai penebusan kebutuhan manusia.

Scroll to Top