
Pegunungan Bergerak: Antara Wahyu dan Ilmu Pengetahuan
Wahai pembaca yang budiman, mari kita renungkan:
Bagaimana mungkin Nabi Muhammad ﷺ yang buta huruf mengetahui konsep seperti ini 1400 tahun lalu, jika bukan karena wahyu dari Tuhan yang Maha Mengetahui?
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.”
(QS. Fussilat: 53)
📖 Pendahuluan
Dalam Al-Qur’an, pegunungan bukan hanya digambarkan sebagai pasak bumi (rawāsi), tetapi juga disebutkan memiliki kemampuan untuk bergerak. Pernyataan ini sempat dipertanyakan oleh banyak orang di masa lalu. Namun, perkembangan ilmu geologi modern, khususnya teori tektonik lempeng, telah membuka tabir kebenaran ilmiah dari ayat-ayat tersebut.
Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits
Surah An-Naml: 88 “Dan kamu melihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagaimana jalannya awan…” (QS. An-Naml: 88)
➤ Ayat ini menggambarkan bahwa gunung sesungguhnya bergerak, walau tampak diam. Surah An-Nazi’at: 32 “Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.”
➤ Gunung bukan hanya dipancangkan (berfungsi sebagai pasak bumi), tapi juga memiliki keterlibatan dalam dinamika kerak bumi. Hadits Nabi SAW Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Ketika Allah menciptakan bumi, ia bergetar. Maka Allah menciptakan gunung-gunung, dan bumi pun menjadi stabil.” (HR. Tirmidzi – Dhoif namun dijadikan penguat makna ayat Al-Qur’an)
Penjelasan Ilmiah: Teori Tektonik Lempeng dan Pegunungan yang Bergerak
Teori Tektonik Lempeng menjelaskan bahwa:
Bumi terdiri dari beberapa lempeng besar yang terus bergerak di atas lapisan mantel yang panas dan cair. Pegunungan terbentuk akibat tabrakan lempeng dan ikut bergerak bersama lempeng tempat mereka berada.
Bukti Ilmiah dan Kutipan Jurnal:
“Plate tectonics provides the mechanism for mountain building and their continuous movement over geological time.” (US Geological Survey, 2022) “The Himalayas are still rising due to ongoing collision between the Indian and Eurasian plates.” (Nature Geoscience, 2015) “Mountains appear static to the human eye but undergo constant deformation and displacement.” (Earth and Planetary Science Letters, 2017)
Kesimpulan: Kesesuaian antara Wahyu dan Sains
Ayat Al-Qur’an menyebut pergerakan gunung jauh sebelum teori geologi ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab petunjuk, tetapi juga mengandung isyarat ilmiah yang dapat membimbing manusia memahami alam semesta. Sehingga, tidak ada pertentangan antara agama dan ilmu, tapi saling melengkapi.