Saya jawab:
Islam tidak mengajarkan bahwa neraka adalah tempat piknik atau transit sesuka hati, tetapi tempat pembalasan yang adil, bertingkat-tingkat, dan berdasarkan amal serta rahmat Allah. Berikut penjelasan lengkapnya menurut Al-Qur’an, hadits, serta dukungan dari kitab sebelumnya.
Penjelasan Menurut Islam
- Neraka Tidak Main-main, Tapi Tempat Balasan yang Serius
Allah berfirman:
“Dan peliharalah dirimu dari neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”
(QS. Al-Baqarah: 24)
“Sesungguhnya neraka itu adalah tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, tinggal di dalamnya berabad-abad.”
(QS. An-Naba: 22–23)
Neraka dalam Islam bukan tempat singgah. Ia adalah tempat pembalasan, dan sebagian orang akan kekal di dalamnya, terutama orang-orang kafir dan musyrik yang tidak bertobat sampai mati.
- Orang Muslim Bisa Masuk Neraka, Tapi Tidak Kekal Jika Masih Beriman
Islam mengajarkan bahwa setiap Muslim yang berdosa berat mungkin akan masuk neraka terlebih dahulu, namun tidak kekal jika masih ada iman dalam hatinya.
“Barangsiapa mengucapkan ‘La ilaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kebaikan, maka ia akan dikeluarkan dari neraka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Lalu Allah akan memerintahkan: ‘Keluarkan dari neraka orang yang berkata La ilaha illallah dan di dalam hatinya terdapat kebaikan meskipun sebesar zarrah (atom).’”
(HR. Bukhari, no. 44)
Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Pengampun, dan tidak semua Muslim akan langsung masuk surga, tergantung pada amal, keimanan, dan rahmat Allah.
- Surga Diperoleh Karena Rahmat Allah, Bukan Semata-mata Amal
Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya.” Para sahabat bertanya, ‘Engkau juga tidak wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Aku juga tidak, kecuali Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan dari Kitab Sebelumnya (Perjanjian Lama & Baru)
Dalam Alkitab, konsep tentang api neraka dan ganjaran juga disebutkan. Misalnya:
“Orang jahat akan diseret ke dunia orang mati, semua bangsa yang melupakan Allah.”
(Mazmur 9:17 – Perjanjian Lama)
“Mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”
(Matius 25:46 – Perjanjian Baru)
“Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan buntung dari pada dengan dua tangan dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan.”
(Markus 9:43 – Perjanjian Baru)
Artinya, konsep balasan neraka dan kekekalan juga bukan asing dalam ajaran agama sebelumnya.
Jadi?
Pernyataan yang menyamakan neraka dengan tempat transit atau piknik menunjukkan ketidaktahuan dan pelecehan terhadap ajaran agama. Islam tidak mengajarkan bahwa orang bisa “datang dan pergi sesuka hati” dari neraka, tetapi mengajarkan keadilan dan kasih sayang Allah: ada yang kekal, ada yang dibersihkan lalu diselamatkan.
Nabi ﷺ sendiri menangis karena takut umatnya masuk neraka, dan setiap Muslim diperintahkan untuk takut kepada siksa neraka.