Surat Maryam (19:28) berbunyi:“Wahai saudara perempuan Harun, ayahmu bukanlah seorang yang buruk, dan ibumu bukanlah seorang pezina.”
Ayat ini merujuk pada Maryam (ibu Nabi Isa A.S.) yang dipanggil dengan sebutan “saudara perempuan Harun”. Di sini, “Harun” merujuk kepada Nabi Harun A.S., yang merupakan saudara kandung dari Nabi Musa A.S.
Namun, penting untuk dipahami bahwa sebutan “saudara perempuan Harun” di sini bukan berarti Maryam adalah saudara kandung dari Nabi Harun secara langsung. Sebutan ini lebih kepada penghormatan atau menunjukkan bahwa Maryam berasal dari keluarga yang saleh, yang dihormati dalam sejarah Bani Israel, yang juga mencakup Nabi Harun A.S. dan Nabi Musa A.S.
Dalam konteks ini:
• Maryam (ibu Nabi Isa A.S.) adalah keturunan dari Bani Israel, yang memiliki hubungan darah dengan para nabi besar seperti Nabi Musa A.S. dan Nabi Harun A.S., tetapi mereka tidak hidup di zaman yang bersamaan.
• Al-Qur’an menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kesucian dan kehormatan keluarga Maryam.
Jadi, hubungan dengan ayat ini adalah untuk menegaskan bahwa Maryam berasal dari keluarga yang sangat terhormat, bukan untuk menunjukkan bahwa dia adalah saudara kandung dari Nabi Harun A.S., melainkan dalam konteks pengakuan atas keturunan yang saleh dan terhormat.