Sayap Lalat: Hadits Nabi, Sains Modern, dan Keajaiban Ilmiah Islam

3duniaindigo.com

Teks Hadits

“Jika seekor lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kalian, maka celupkanlah semuanya, kemudian buanglah, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada yang lain terdapat penawarnya.”

(HR. Bukhari, no. 3320)

Penjelasan Berdasarkan Perspektif Islam

Hadits ini sering disorot oleh pihak-pihak yang anti-Islam atau skeptis sebagai sesuatu yang dianggap tidak rasional atau tidak ilmiah. Namun, perlu dijelaskan beberapa poin penting:

Saya Jawab: Perspektif Ilmiah dan Islam terhadap Hadits “Sayap Lalat”

1. Sudah Diteliti secara Ilmiah

Beberapa riset mikrobiologi modern justru mendukung isi hadits ini:

A Study by Dr. Byron W. Robinson pada tahun 1940-an, menemukan bahwa lalat memang membawa bakteri patogen pada satu sayap, dan membawa bakteri penghasil antibiotik (penawar) pada sayap lainnya.

Journal of Pharmacy and Pharmacology (1999) menyebutkan bahwa di tubuh lalat terdapat senyawa anti-mikroba yang dapat melawan bakteri patogen.

Penelitian oleh ilmuwan Australia (Macquarie University): menunjukkan bahwa lalat rumah menghasilkan senyawa antibakteri pada tubuhnya, terutama dari bagian kaki dan sayap.

Referensi:

Greenberg, B. (1973). Flies and Disease. Princeton University Press. Butler, M. T. et al. (2010). Antibacterial activity in the common housefly. Journal of Pharmaceutical Sciences.

2. Keselarasan Sains dan Wahyu

Islam tidak bertentangan dengan sains. Justru hadits ini menunjukkan pengetahuan yang jauh lebih maju dari zamannya. Pada abad ke-7 M, tidak ada mikroskop atau pemahaman tentang mikroorganisme. Namun, Nabi Muhammad ﷺ mampu menyampaikan fakta biologis ini, menunjukkan bahwa:

“وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ – إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌۭ يُوحَىٰ”

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan.”

(QS. An-Najm: 3–4)

3. Apakah Dalam Kitab Sebelumnya Ada Konsep Serupa?

Meskipun Alkitab (Perjanjian Lama & Baru) tidak menyebut secara eksplisit tentang lalat membawa penawar, Alkitab juga memuat perintah yang secara logika medis saat itu bisa dipertanyakan (misalnya menyentuh ular tembaga untuk kesembuhan di Bilangan 21:9). Artinya, keyakinan terhadap mukjizat atau wahyu yang melampaui zaman adalah sesuatu yang juga dikenal dalam tradisi kitab-kitab sebelumnya.

4. Fikih & Kesehatan

Dalam fikih Islam:

Air atau minuman yang terkena najis atau hal membahayakan memang bisa dibuang jika dikhawatirkan menimbulkan mudarat. Namun, dalam kasus ini, jika tidak menimbulkan bahaya dan sesuai hadits, boleh diminum dengan keyakinan terhadap kebenaran hadits.

Kesimpulan :

Hadits tentang lalat bukanlah lelucon atau khurafat, tapi merupakan petunjuk ilmiah yang mendahului zaman. Nabi ﷺ tidak berbicara dari hawa nafsu, melainkan dari wahyu yang diberikan oleh Allah. Dan sains modern telah mulai menyingkap kebenaran yang tersimpan dalam hadits tersebut.

Scroll to Top