
Tauhid: Risalah Para Nabi Sejak Nabi Adam Hingga Nabi Muhammad SAW
Saya jawab:
1. Tauhid bukan ajaran baru, apalagi hasil “contekan” Paulus
Klaim bahwa konsep tauhid (“Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Esa”) berasal dari Paulus adalah keliru secara historis maupun teologis. Tauhid adalah inti risalah seluruh nabi sejak Nabi Adam AS, jauh sebelum Paulus hidup.
Dalil Al-Qur’an:
QS. Al-Anbiya’ 21:25 “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (ilah) selain Aku, maka sembahlah Aku.’” QS. An-Nahl 16:36 “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (dengan membawa seruan): Sembahlah Allah, dan jauhilah thaghut…” QS. Al-A’raf 7:59 (Nabi Nuh AS) “Sembahlah Allah, tidak ada bagi kamu Tuhan selain Dia…”
Artinya, kalimat tauhid bukan muncul di abad 1 Masehi melalui Paulus, tetapi telah menjadi inti dakwah para nabi ribuan tahun sebelumnya.
2. Bukti dari Perjanjian Lama bahwa tauhid sudah ada sebelum Paulus
Bahkan dalam Taurat yang dipegang oleh Bani Israel, konsep tauhid jelas tercatat:
Ulangan 6:4
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa.”
Yesaya 45:5
“Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah.”
Ayat-ayat ini ratusan tahun sebelum Paulus, dan persis dengan konsep tauhid dalam Islam. Jadi justru Paulus mengulang ajaran para nabi terdahulu — sama seperti Nabi Muhammad SAW yang menyempurnakannya.
3. Tentang penutup kepala (jilbab)
Klaim bahwa jilbab berasal dari Paulus juga tidak tepat. Perintah menutup aurat ada sejak zaman nabi-nabi terdahulu.
Dalil Al-Qur’an:
QS. An-Nur 24:31 “Katakanlah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) terlihat darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khumur) ke dadanya…” QS. Al-Ahzab 33:59 “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…”
Bukti dalam Perjanjian Lama:
Kejadian 24:65 menyebutkan Ribka menutupi dirinya dengan kerudung saat bertemu Ishak. Ini jauh sebelum Paulus.
4. Larangan minum khamr
Larangan minuman keras juga bukan ajaran baru dari Paulus, tetapi bagian dari ajaran moral para nabi.
Dalil Al-Qur’an:
QS. Al-Maidah 5:90 “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya khamr, judi, berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dari pekerjaan setan. Maka jauhilah agar kamu beruntung.”
Bukti dari Perjanjian Lama:
Imamat 10:9 – Tuhan memerintahkan Harun dan anak-anaknya untuk tidak minum anggur atau minuman keras ketika masuk ke Kemah Pertemuan.
5. Paulus ke Arab tidak berarti Islam dari Paulus
Paulus memang pernah ke Arab (Galatia 1:17), tapi wilayah “Arab” saat itu luas, dan perjalanannya tidak ada kaitan dengan Nabi Muhammad SAW yang lahir 500 tahun kemudian. Islam tidak berasal dari Paulus, melainkan dari wahyu Allah yang murni kepada Nabi Muhammad SAW.
Jadi?
Konsep tauhid bukan “copian” dari Paulus, tetapi ajaran universal semua nabi sejak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Paulus sendiri mengajarkan tauhid karena itu ajaran asli para nabi, bukan ide barunya. Jilbab dan larangan khamr sudah ada dalam tradisi kenabian jauh sebelum Paulus. Islam adalah kelanjutan dan penyempurnaan risalah tauhid, bukan tiruan dari ajaran manusia.