Tauhid vs Konsep ‘Ehad’: Jawaban Islam atas Distorsi Ketuhanan

3duniaindigo.com

Saya jawab:

Bahwa konsep tauhid dalam Islam mempersempit ruang bagi konsep “Ehad” yang dimaknai sebagai “manifes Tuhan dalam berbagai bentuk”, yang secara halus ingin menyamakan pemahaman tauhid dalam Islam dengan konsep panenteisme atau trinitas.

Ini adalah bentuk kekeliruan mendasar terhadap akidah Islam, dan berikut penjelasan berdasarkan Al-Qur’an dan hadits:

1. Tauhid dalam Islam: Allah itu Esa, Tidak Berbentuk, Tidak Bermakna Manifestasi

Islam mengajarkan bahwa Allah itu Esa (Ahad), tidak menyerupai makhluk dan tidak beranak maupun diperanakkan. Tauhid Islam sangat tegas bahwa Allah tidak termanifestasi dalam apa pun:

📖 QS. Al-Ikhlas (112:1–4):

“Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

Ayat ini menolak segala bentuk pemahaman bahwa Allah bisa berbentuk, termanifestasi, atau terbagi-bagi, sebagaimana disebutkan dalam kalimat “manifestasi dalam berbagai cara dan aspek.”

2. Allah Tidak Bisa Diperumpamakan atau Dijadikan Wujud Apa Pun

📖 QS. Asy-Syura (42:11):

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Ayat ini menjawab langsung yang mengatakan seakan sifat Allah adalah “manifestasi” dari Allah itu sendiri. Dalam Islam, sifat Allah adalah sifat dzatiyyah dan fi’liyyah, bukan manifestasi atau pecahan dari Tuhan.

3. Allah Tidak Pernah Menjelma dalam Makhluk atau Media Apapun

📖 QS. Al-An’am (6:103):

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu. Dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”

📖 QS. Maryam (19:35):

“Tidak layak bagi Allah mempunyai anak. Mahasuci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ Maka jadilah ia.”

Ayat ini menolak ide bahwa Allah menyatu, menjelma, atau berinkarnasi dalam sesuatu, seperti dalam ajaran inkarnasi atau trinitas.

4. Hadits: Penegasan Rasulullah ﷺ terhadap Ketauhidan

📜 HR. Muslim (Kitab Iman, no. 19):

“Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka dia akan masuk neraka.”

📜 HR. Bukhari dan Muslim:

“Siapa yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah, dan mengingkari apa yang disembah selain Allah, maka haram darah dan hartanya, dan perhitungannya diserahkan kepada Allah.”

5. Tafsir Ulama: Tauhid Tidak Mengenal Konsep Manifestasi

Menurut Imam al-Nawawi dan Imam ath-Thabari, Allah maha suci dari segala bentuk penyerupaan, baik dalam zat, sifat, maupun perbuatan.

Imam Ath-Thahawi dalam Aqidah Thahawiyyah berkata:

“Barang siapa menggambarkan Allah dengan makna manusia, maka dia telah kafir.”

Jadi :

Konsep ini tidak sesuai dengan konsep tauhid dalam Islam. Islam tidak mengenal istilah bahwa sifat Allah adalah “manifestasi” atau perwujudan dari kesatuan seperti pemahaman “Ehad” dalam konteks pluralistik atau trinitas.

Tauhid Islam menegaskan Allah Maha Esa, tidak menyerupai makhluk, tidak bisa termanifestasi, dan tidak bisa dibagi-bagi dalam bentuk, sifat, atau aspek.

Scroll to Top